Tea Pai: Prosesi Pernikahan Tradisi Tionghoa (Tea Ceremony, Wedding Ceremony in Chinese Tradition)

Lanjutan dari prosesi menjelang pernikahan dalam tradisi Tionghoa seperti Tingjing, Tinghun, dan Sangjit, yaitu Tea Pai.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang Tea Pai, saya ingin mengulas beberapa istilah Tea Pai ini karena menurut saya penting dan bagi yang ingin browsing lebih jauh tentang tradisi ini bisa lebih mudah mencarinya.
Istilah Tea Pai sendiri sebenarnya gabungan dari bahasa Inggris Tea yang artinya "teh" dan bahasa Mandarin Bai (baca: pai - 拜) yang artinya "worship" atau "ungkapan terima kasih".
Sedangkan sejak kecil, di keluarga saya sering menggunakan istilah jianbai (baca: cienpai - sayangnya saya kurang tahu kanji jian mana yang dipakai. Akan saya update jika sudah tahu, ya..)
Jika kita mencari di website berbahasa Inggris, banyak digunakan istilah Tea Ceremony.
Selain itu, ada yang juga menyebutkan istilah Gong Cha (baca: kong cha - 贡茶), yang artinya "tribute tea" atau "teh untuk penghomatan".
Istilah lain yang lebih mendekati maksud sebenarnya juga, ada Cha Dao (baca: cha tao - 茶道), yang artinya "way of tea" atau "tea ceremony" atau "upacara minum teh".

Yang mana, dari semua istilah tersebut mengarah pada kata Cha () atau "teh" sebagai simbol utama yang digunakan untuk upacara ini.
Jika dilihat dari banyaknya istilah tersebut, bisa disimpulkan bahwa prosesi ini adalah upacara penghormatan dan ucapan terima kasih kepada keluarga sembari meminta restu untuk meresmikan pernikahan kedua mempelai. (P.S.: tidak perlu dihafal, ya.. hehe...)
Dan sambil melakukan penghormatan, kedua mempelai memberikan teh untuk diminum oleh orangtua dan anggota keluarga yang sudah menikah.



|     Penghormatan kepada Orangtua     |

Jangan dikira upacara Tea Pai ini hanya sekedar penghormatan dan minum teh, ya..
Ada step-by-step yang perlu diperhatikan untuk kedua belah pihak, seperti:
- persiapan dari mempelai pria untuk mengunjungi mempelai wanita,
- jam/waktu masuk kembali (pulang) ke "rumah" mempelai pria,
- kapan upacara inti Tea Pai dilakukan,
- urutan siapa saja yang diberikan teh dan tidak, dan lain-lain.
Upacara ini lebih ke tradisi Tionghoa saja, ya..
Untuk pengikatan pernikahan dan meresmikannya di hadapan Tuhan dan Negara, dapat disesuaikan dengan jadwal yang disepakati oleh keluarga.

Nah, agar lebih mendalam, mari kita bahas satu persatu.

PROSESI

Ringkasan Prosesi
1. Persiapan menuju kediaman mempelai wanita
2. Penyambutan di kediaman mempelai wanita
3. Pertemuan mempelai pria dengan mempelai wanita
4. Prosesi Tea Pai di kediaman mempelai wanita
5. Kedua mempelai menuju ke kediaman mempelai pria
6. Prosesi Tea Pai di kediaman mempelai pria
7. Prosesi saling suap onde-onde
8. Acara ramah tamah

Jika sudah sering menonton video pernikahan sebagian besar pengantin, hari H pernikahan selalu diawali dengan persiapan kedua mempelai di kediamannya masing-masing.
Begitu juga dengan prosesi ini.
Oleh karena itu, untuk prosesi awal, saya akan membahas apa saja yang dilakukan oleh masing-masing pihak dan berdasarkan pengalaman yang kami lakukan.

1. Persiapan Menuju Kediaman Mempelai Wanita
a. Mempelai pria
Dimulai dengan melakukan persiapan di kediamannya.
Di sini saya tidak akan menjelaskan tentang outfit yang digunakan ataupun persiapan dandan-nya, ya..
Karena hal itu adalah momen yang akan diarahkan oleh masing-masing vendor wedding organizer (WO) dan fotografer sebagai kenangan kita.
Saya akan lebih menjelaskan tentang prosesi sekaligus memberi keterangan yang lebih detail untuk setiap poinnya.

- Setelah berpakaian, mempelai pria akan meminta restu dari kedua orangtua dan berpamitan untuk pergi ke kediaman mempelai wanita.
Umumnya, mempelai pria melakukan persiapan di kamar pengantin dan keluar dari rumah tinggalnya, menuju rumah tinggal mempelai wanita.
Tetapi di masa sekarang, untuk menghemat waktu dan juga tergantung dari lokasi diadakannya pernikahan, bisa jadi salah satu  maupun kedua mempelai tinggal di hotel yang sama namun berbeda kamar, dan cukup dengan mempelai pria mendatangi kamar mempelai wanita.
Intinya adalah mempelai pria mengunjungi kediaman mempelai wanita untuk dijemput dan ikut pulang ke kediaman mempelai pria.

|     Mempelai Pria Meminta Restu dan Berpamitan kepada Orangtuanya     |

- Pada saat berangkat ke kediaman mempelai wanita, mempelai pria hanya berangkat dengan pendampingnya, entah itu hanya 1 orang groomsman atau bahkan beberapa bestmen. Tergantung dari kesepakatan kedua mempelai.
Pada masa orangtua saya menikah, pendamping (atau pengapit) hanya 1 orang saja dan biasanya yang menjadi pengapit adalah saudara atau keluarga masing-masing mempelai. Jika tidak ada, barulah sahabat mempelai.
Tetapi di zaman sekarang (dan karena sudah berbaur dengan budaya luar negeri), pengapit tidak melulu hanya 1 orang dan kebanyakan adalah saudara atau sahabat sang mempelai.
Jadi, untuk hal ini, silakan didiskusikan oleh kedua belah pihak.

|     Mempelai Pria Berangkat Menuju Kediaman Mempelai Wanita     |

- Hal yang perlu diperhatikan mempelai pria untuk dibawa saat menuju kediaman mempelai wanita adalah:
* bunga untuk mempelai wanita,
* hongbao (atau angpao) untuk diberikan kepada penjaga pintu rumah atau kamar mempelai wanita,
* tissue untuk mengambil telur dan jeruk dari penjaga pintu (bisa dibawakan oleh bestmen mempelai pria juga), dan
* hongbao untuk upacara Tea Pai di rumah mempelai wanita.

b. Mempelai wanita
Sementara itu, di pihak mempelai wanita, saat mempelai pria sedang persiapan, mempelai wanita juga bersiap-siap untuk menyambut kedatangan mempelai pria. Umumnya, berdandan, sih, ya.
Tapi ada beberapa hal yang juga perlu disiapkan, seperti:
- bunga dada untuk dipasang ke pakaian mempelai pria saat penjemputan,
- snack untuk penyambutan kedatangan mempelai pria sebelum menemui mempelai wanita,
- jeruk nipis/purut dan telur yang ditaruh di sebuah nampan dan dibawa oleh seorang anak kecil, ATAU jika ingin mengikuti trend masa kini, momen pengambilan telur bisa ditambahkan dengan games/tantangan oleh pengapit mempelai wanita (bridesmaids).
Kembali lagi, hal ini juga bisa didiskusikan antara kedua belah pihak.
Jika menggunakan WO, mereka akan membantu mewujudkan keinginan mempelai dan pastinya memberi saran untuk jalannya acara ini.

|     Persiapan Mempelai Wanita     |

|     Jeruk yang Digunakan untuk Penyambutan Mempelai Pria     |
Catatan: Jeruk yang digunakan, boleh jeruk purut atau jeruk mandarin yang kecil. Lebih cantik kalau ada tangkai dan daunnya. Intinya, jeruk kecil saja, ya.

2. Penyambutan di Kediaman Mempelai Wanita
a. Mempelai pria
- Setelah sampai di kediaman mempelai wanita, mempelai pria akan disambut di depan pintu oleh anak kecil yang membawa nampan berisi jeruk. Mempelai pria akan mengambil jeruk tersebut dan "membayar"-nya dengan angpao yang sudah disiapkan dan ditaruh di atas nampan.
Sayangnya saya belum tahu arti dari pengambilan jeruk ini. (kalau ada pembaca yang tahu, silakan info di kolom comment, ya..)

|     Penyambutan oleh Anak yang Membawa Jeruk     |

|     Pemberian Angpao     |

- Berikutnya setelah mengambil jeruk, mempelai pria akan disambut oleh keluarga mempelai wanita dan berjabat tangan dengan mereka satu per satu sambil dipersilakan duduk untuk menikmati snack dan minuman (boleh teh atau soda) sebelum menemui mempelai wanita di kamarnya.


|     Penyambutan oleh Keluarga Mempelai Wanita     |

b. Mempelai Wanita
- Pada saat ini, keluarga mempelai wanita, khususnya paman, bibi, para sepupu, berdiri di depan pintu masuk untuk menyambut mempelai pria.
- Di saat ini juga, pihak keluarga (atau WO) memastikan mempelai wanita sudah siap untuk dijemput.
Jika prosesi dilakukan di rumah mempelai wanita, mempelai pria akan disambut di ruang tamu atau ruang keluarga terlebih dulu.
Tetapi jika prosesi dilakukan di hotel, mempelai pria bisa disambut di ruangan yang berbeda  (boleh meeting room atau jika kamar mempelai wanita cukup luas dan terdapat ruang tamu untuk penyambutan oleh keluarga besar, bisa dilakukan di tempat itu) sebelum menuju ke kamar mempelai wanita.
- Untuk mempelai wanita, saat ini adalah saat untuk meminta restu ke orangtua bahwa sebentar lagi dia akan pergi bersama mempelai prianya.
- Tudung kepala mempelai wanita ditutup oleh orangtuanya.

|     Mempelai Wanita Meminta Restu dari Orang Tuanya     |

|     Penutupan Tudung Kepala Mempelai Wanita oleh Orangtuanya    |

3. Pertemuan Mempelai Pria dengan Mempelai Wanita
a. Mempelai Pria
- Setelah menikmati hidangan, mempelai pria akan diantar menuju kamar mempelai wanita oleh salah satu keluarga mempelai wanita. Kemudian di depan pintu kamar, mempelai pria akan disambut oleh anak kecil yang membawa nampan berisi telur. Sama seperti jeruk, mempelai pria akan "membayar" telur tersebut dengan angpao yang ditaruh di nampan yang dibawa oleh anak kecil itu.
Telur yang diberikan adalah telur rebus, ya. Biasanya dicat merah (jadi seperti telur Paskah, hehe..).
Nah, inilah saatnya tissue diperlukan agar tangan (atau sarung tangan) mempelai pria tidak kotor atau terkena cat. Telurnya diambil pakai tissue, ya..

|     Anak Kecil yang Jadi Pembawa Jeruk dan Telur (Keponakan dari Mempelai Wanita)     |

- Setelah mengambil telur (atau melewati tantangan dari bridesmaids), mempelai pria bisa langsung menemui mempelai wanita sambil mencium tangan sang wanita, setelah itu mempelai wanita akan memperbaiki posisi bunga dada mempelai pria, lalu mempelai pria memberikan buket bunga kepada mempelai wanita. Setelah itu mempelai pria boleh membuka tudung kepala/veil sang mempelai wanita.
Tudung kepala yang dibuka oleh mempelai pria sebagai tanda mempelai pria sudah boleh mengambil mempelai wanita sebagai istrinya.

b. Mempelai Wanita
- Untuk prosesi ini, anak kecil yang membawa jeruk saat penyambutan adalah anak yang sama dengan yang membawa telur.
- Nah, di saat ini juga, bisa dibuat momen dimana bridesmaids yang akan menjaga pintu sambil memberikan tantangan ke mempelai pria bersama bestmen-nya sebelum diberikan izin menemui mempelai wanita. Tapi untuk prosesi pernikahan kami, kami tidak menggunakan konsep ini.
Saat pertemuan antara mempelai pria dan wanita, ada dua konsep yang biasa digunakan:
- langsung menemui dan mencium tangan mempelai wanita, ATAU
- mempelai wanita berdiri membelakangi pintu, sedangkan mempelai pria masuk ke kamar sambil berjalan mundur yang diantar oleh kedua orangtua mempelai wanita. Kemudian punggung kedua mempelai dipertemukan, barulah keduanya boleh saling berhadapan. Dilanjutkan dengan mencium tangan, memperbaiki posisi bunga dada, memberi buket bunga, dan membuka tudung kepala.


|     Mempelai Pria Mencium Tangan Mempelai Wanita     |

|     Mempelai Wanita Memperbaiki Posisi Bunga Dada Mempelai Pria     |

|     Mempelai Pria Memberikan Buket Bunga kepada Mempelai Wanita     |

|     Mempelai Pria Membuka Tudung Kepala Mempelai Wanita     |

Sebaiknya diikuti urutannya, ya.. Kenapa? Karena saat mempelai pria mencium tangan mempelai wanita, jika mempelai wanitanya sedang duduk, bisa sambil diajak untuk berdiri. Setelah itu, mempelai wanita memperbaiki posisi bunga dada menggunakan dua tangan, kan.. Kemudian barulah diberikan buket bunga-nya, jadi kedua tangan mempelai pria sudah bebas, selanjutnya mudah untuk membuka tudung kepala menggunakan dua tangan.
Sebenarnya tidak perlu terlalu saklek, sih.. Hanya sekedar gambaran biar tidak repot saja.

4. Prosesi Tea Pai di Kediaman Mempelai Wanita
Mulai dari prosesi ini, sudah tidak ada pemisahan hal yang dilakukan antara kedua mempelai karena semua sudah dilakukan bersama-sama.
Untuk prosesi inti Tea Pai, umumnya pertama kali dilakukan di kediaman mempelai wanita karena setelah mempelai wanita masuk ke kediaman mempelai pria, maka tidak boleh pulang sampai hari ketiga setelah menikah.
Yang perlu dipersiapakan untuk prosesi Tea Pai di kediaman mempelai wanita adalah:
- teh;
- gelas;
Sekarang ada gelas kertas yang dijual khusus untuk Tea Pai beserta wadahnya, jadi ketika sudah digunakan, bisa langsung dibuang dan diganti yang baru. Ini juga memudahkan untuk persiapan teh sebelum diberikan ke keluarga.
- nampan,
- kursi,
- wadah untuk menyimpan hadiah yang diberikan,
- hongbao dari mempelai pria untuk keluarga mempelai wanita yang belum menikah.

Nah, sebelum menjelaskan detail urutan keluarga untuk prosesi ini, hal yang perlu diingat adalah posisi mempelai pria dan wanita yang harus mengikuti kaidah nan zuo nü you/男左女友 (pria di kiri, wanita di kanan).
Begitu pula dengan posisi orangtua dan keluarga yang diberi penghormatan dalam prosesi ini.

|     Posisi Mempelai: Pria di Kiri, Wanita di Kanan     |

|     Mempelai Pria Memberi Minum Teh kepada Ibu Mertua.     |
(Perhatikan Posisi Orangtua atau yang Orang yang Akan Diberi Penghormatan)

|     Mempelai Wanita Memberi Minum Teh kepada Ayahnya     |

|     Ibu Mempelai Wanita Memberi Hadiah kepada Kedua Mempela
i     |

|     Ayah Mempelai Wanita Memberi Hongbao kepada Kedua Mempelai     |

|     Mempelai Pria Meminta Restu kepada Ibu Mertua     |

|     Mempelai Pria Meminta Restu kepada Ayah Mertua     |

|     Mempelai Wanita Meminta Restu kepada Ibunya     |

|     Mempelai Wanita Meminta Restu kepada Ayahnya     |

Jika dilihat dari prosesinya, sebenarnya Tea Pai ini mirip dengan acara Sungkeman pada pernikahan adat-adat di Indonesia.
Tetapi dalam prosesi Tea Pai, kedua mempelai akan memberi penghormatan dan meminta restu kepada semua keluarga yang telah menikah dan selanjutnya akan dibalas dengan memberi hadiah kepada kedua mempelai.
Keluarga mempelai wanita yang akan dimintai restu dimulai dari keluarga ayah dan kemudian keluarga ibu. Begitu pula saat prosesi Tea Pai di keluarga mempelai pria nantinya.

Setelah semua keluarga mempelai wanita yang sudah menikah sudah diberi penghormatan, maka keluarga yang belum menikah akan diberi hongbao oleh kedua mempelai.
Umumnya hongbao diberikan oleh mempelai pria, dimulai dari saudara kandung mempelai wanita dan dilanjutkan ke paman, bibi, sepupu, dan keponakan yang belum menikah.
Yang memberikan hongbao boleh bergantian. Jika di keluarga mempelai wanita, mempelai pria yang memberikan hongbao. Sebaliknya, jika di keluarga mempelai pria, mempelai wanita yang memberikan hongbao. Yang menyediakan hongbao sebaiknya dibahas bersama antara kedua mempelai.

|     Kedua Mempelai Memberi Hongbao kepada Keluarga yang Belum Menikah     |

5. Kedua Mempelai Menuju ke Kediaman Mempelai Pria
Setelah selesai memberi hongbao kepada keluarga yang belum menikah dari pihak mempelai wanita, kedua mempelai akan berpamitan dan pergi ke kediaman mempelai pria.
Dalam hal ini, artinya mempelai wanita sudah masuk ke rumah mempelai pria dan menjadi bagian dari keluarga mempelai pria.

Nah, hal yang perlu diperhatikan sebelum menuju ke kediaman mempelai pria adalah:
waktu atau jam berapa kedua mempelai boleh masuk ke kediaman mempelai pria.
Untuk hal ini, perlu adanya kesepakatan antara kedua keluarga dan jika memang ingin melihat waktu yang baik untuk prosesi ini, bisa mencari pihak yang pandai melihat aturan dalam tradisi Tionghoa.

Namun kembali lagi, semua hari dan waktu adalah baik di mata Tuhan.
Tapi jika memang ingin mencari waktu yang baik, juga tidak ada salahnya.
Hal ini bisa disesuaikan dan disepakati oleh kedua keluarga.

Untuk pernikahan kami, karena tidak tinggal dalam satu kota, maka prosesi Tea Pai langsung dilanjutkan dengan pemberian hormat kepada keluarga mempelai pria di tempat yang sama.
Waktu atau "jam masuk" ke kediaman pria pun tidak kami tentukan dan hanya menyesuaikan dengan jalannya tiap prosesi.
Dalam kasus ini, yang perlu diperhatikan adalah urutan prosesi Tea Pai harus tetap dimulai dari keluarga mempelai wanita, baru kemudian keluarga mempelai pria.

6. Prosesi Tea Pai di kediaman mempelai pria
Lebih kurang sama seperti prosesi Tea Pai dengan keluarga mempelai wanita.
Pemberian hormat dan minta restu dimulai dari orangtua mempelai pria.
Sebagai catatan, jika dari pihak keluarga masih ada kakek dan nenek kandung, maka kakek dan nenek harus diberikan penghormatan terlebih dahulu sebelum penghormatan kepada orangtua.
Tetapi jika yang hadir adalah paman atau bibi dari orangtua mempelai (bukan kakek-nenek langsung dari kedua mempelai), maka pemberian hormat tetap dimulai dari kedua orangtua terlebih dahulu.


|     Kedua Mempelai Memberi Hormat kepada Orangtua Mempelai Pria     |


|     Mempelai Pria Memberi Minum Teh kepada Ibunya     |

|       Mempelai Wanita Memberi Minum Teh kepada Ayah Mertua     |

|     Kedua Mempelai Memberi Minum Teh kepada Bibi Mempelai Pria     |

Jika keluarga yang hadir tidak berpasangan (mungkin hanya diwakili oleh salah seorang saja), maka pemberian minum dapat dilakukan oleh kedua mempelai secara bersamaan.
Sedangkan untuk keluarga yang sudah menikah namun masih dalam satu hirarki dengan kedua mempelai atau lebih muda (seperti kakak, adik, atau sepupu), boleh untuk tidak diberi minum teh dan cukup hanya pemberian hormat dengan bersalaman atau dengan gaya gongxi gongxi (jujur, cukup sulit menerjemahkan sikap ini dalam bahasa Indonesia, hehehe...)

|     Kedua Mempelai Meminta Restu kepada Kakak Pertama Mempelai Pria     |

|     Kedua Mempelai Meminta Restu kepada Kakak Kedua Mempelai Pria     |

|      Kedua Mempelai Meminta Restu kepada Kakak Keempat Mempelai Pria     |

Sedikit cerita, Bayu memiliki empat kakak, namun saat pernikahan kami, kakak ketiganya tidak bisa hadir karena sedang hamil.
Oleh karena itu, pemberian hormat bisa dilewatkan. Untuk pemberian hadiah juga boleh dilewatkan atau dititipkan ke keluarga yang hadir.
Pemberian hadiah ini sebenarnya hanya sebagai simbol bahwa sang kakak sudah memberi restu kepada kedua mempelai untuk menikah.
Tapi juga bukan berarti tidak diberi hadiah, tidak direstui, lho ya..

Selain itu, saat pernikahan kami, kakak keempat Bayu belum menikah.
Oleh karena itu selain meminta restu, kedua mempelai juga memberikan hadiah yang sering dikatakan sebagai hadiah pelangkah.

|     Kedua Mempelai Memberikan Hadiah Pelangkah     |

Setelah semua prosesi pemberian hormat dan permintaan restu sudah selesai, maka dilanjutkan dengan pemberian hongbao dari kedua mempelai kepada keluarga yang belum menikah.

|     Pembertian Hongbao Keluarga Mempelai Pria     |

Setelah semua prosesi selesai, maka kedua mempelai melanjutkan ke prosesi berikutnya.

7. Prosesi Saling Suap Onde-onde
Onde-onde yang dimaksud dalam prosesi ini bukan onde-onde yang ditaburi wijen, ya. Onde-onde yang dimakan sesuai dengan tradisi Tionghoa adalah bola-bola kecil yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan kuah gula merah atau jahe.

|     Onde-onde     |

Prosesi ini dimulai dengan salah satu perwakilan keluarga yang dihormati untuk menyuapkan onde-onde kepada kepada kedua mempelai. Umumnya saudara perempuan tertua dari pihak ayah mempelai. Kembali lagi, untuk menentukannya perlu dibahas antara kedua belah pihak.
Dalam kasus kami, Tante yang menyuapi adalah kakak perempuan tertua dari keluarga ayah mempelai wanita.

|     Kedua Mempelai Disuapkan Onde-onde oleh Perwakilan Keluarga     |

Selanjutnya, kedua mempelai saling menyuapi satu sama lain sebagai simbol bahwa kedua mempelai akan saling melayani satu sama lain dimulai dari prosesi ini.

|     Kedua Mempelai Saling Suap Onde-onde     |

Setelah prosesi ini, umumnya dilanjutkan dengan acara ramah tamah.

Sebagai catatan, jika prosesi Tea Pai secara keseluruhan dilaksanakan di masing-masing rumah mempelai, maka prosesi saling suap ini dilakukan saat pengantin berada di kediaman mempelai pria.
Oleh karena itu, perwakilan keluarga pun bisa ditentukan oleh pihak mempelai pria.

8. Acara ramah tamah
Untuk acara ramah tamah, bisa dilakukan setelah semua prosesi selesai atau untuk mempersingkat waktu, saat giliran keluarga yang dihormati sudah selesai bisa langsung dilanjutkan dengan santap bersama.

|      Acara Ramah Tamah Keluarga     |

Setelah acara ramah tamah, prosesi Tea Pai sudah selesai dan bisa dilanjutkan dengan acara lainnya.
Untuk pernikahan kami, setelah prosesi Tea Pai selesai, langsung kami lanjutkan dengan Pemberkatan Nikah di gereja.

Selanjutnya mari kita lanjutkan ke hal yang lumayan penting untuk diperhatikan, yaitu siapa saja yang dihormati atau diberikan teh dan siapa yang tidak perlu.


SIAPA SAJA YANG DIBERIKAN TEH?

Jika keseluruhan prosesi pernikahan sudah ditangani oleh Wedding Organizer, tentu jalannya prosesi Tea Pai pun sudah tidak perlu terlalu dipikirkan oleh kedua mempelai maupun keluarga.
Tetapi untuk menentukan siapa yang harus diberikan teh dan siapa yang tidak perlu, tentu tetap menjadi bagian yang harus didiskusikan.
Jadi, harusnya siapa saja dan bagaimana pembagiannya?

Berikut beberapa poin yang harus diperhatikan dan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Semua ini berlaku untuk kedua keluarga mempelai.

A. Keluarga yang harus diberi penghormatan (umumnya duduk) dan diberikan teh
1. Urutan pertama adalah orang tua mempelai.
2. Setelah orang tua, dilanjutkan dengan kakek dan nenek langsung dari kedua mempelai.
3. Selanjutnya bisa dilanjutkan dengan saudara dari kakek dan nenek masing-masing pihak. Yang dimaksud dalam hal ini adalah paman dan/atau bibi dari orang tua mempelai.

B. Keluarga yang harus diberi penghormatan (duduk), namun tidak harus diberikan teh (dalam hal ini, boleh diberikan, boleh tidak)
1. Paman dan bibi mempelai dari pihak ayah (baik yang sudah maupun belum menikah)
2. Paman dan bibi mempelai dari pihak ibu (baik yang sudah maupun belum menikah)

C. Keluarga yang tidak perlu duduk, namun tetap diberi penghormatan dan tidak harus diberikan teh.
1. Paman dan bibi sepupu pihak ayah dan ibu (yang sudah menikah)
2. Kakak kandung mempelai (yang sudah menikah)
3. Kakak sepupu mempelai dari pihak ayah (yang sudah menikah)
4. Kakak sepupu mempelai dari pihak ibu (yang sudah menikah)

Khusus untuk kakak kandung mempelai yang belum menikah, masuk di poin ini juga.
Tetapi ditambahkan dengan pemberian hadiah pelangkah dari mempelai.

Penghormatan yang dilakukan bisa dengan cara bersalaman atau dengan gaya gongxi gongxi (seperti yang dijelaskan pada bagian Prosesi di atas).

D. Keluarga yang tidak perlu duduk, tidak harus diberi penghormatan dan teh.
(Tetapi diberi hongbao oleh mempelai)
1. Kakak sepupu yang belum menikah.
2. Saudara-saudara lain yang belum menikah dan belum masuk dalam poin A, B, atau C.
3. Keponakan yang belum menikah.
Sebenarnya cukup menyenangkan kalau menjadi bagian dari poin ini, karena artinya pengantin akan memberikan hongbao ke mereka, hehehe...

Untuk pemberian hongbao, dilakukan secara bersilangan, ya..
Maksudnya, jika di keluarga mempelai wanita, yang memberikan hongbao adalah mempelai pria.
Sedangkan di keluarga mempelai pria, yang memberikan hongbao adalah mempelai wanita.
Untuk urusan isi hongbao bisa disepakati bersama, ya..

Kenapa untuk keluarga dari pihak ayah dan ibu ditulis secara terpisah?
Karena pada saat pelaksanaan, keluarga dari pihak ayah mempelai didahulukan. Setelah semua keluarga pihak ayah selesai, langsung dilanjutkan ke pihak ibu.
Hal ini berlaku di keluarga mempelai wanita maupun pria.
Sebagai catatan, keluarga mempelai wanita terlebih dahulu dilakukan. Setelah itu prosesi di keluarga mempelai pria.

Jadi..
Untuk urutan dalam prosesi Tea Pai secara keseluruhan berdasarkan poin yang dimaksud, yaitu:
1. Orang tua mempelai (A)
2. Kakek-nenek mempelai (A)
3. Saudara dari kakek mempelai (A)
4. Saudara dari nenek mempelai (A)
Dari pihak ayah mempelai:
5. Paman dan bibi, saudara ayah (B)
6. Paman dan bibi, sepupu ayah (C)
7. Kakak kandung mempelai yang sudah menikah (C)
8. Kakak kandung mempelai yang belum menikah (C)*
9. Adik kandung mempelai yang sudah menikah (C)
10. Sepupu mempelai yang sudah menikah (C)
11. Adik kandung, sepupu, keponakan dari pihak ayah yang belum menikah (D)
Dari pihak ibu mempelai:
12. Paman dan bibi, saudara ibu (B)
13. Paman dan bibi, sepupu ibu (C)
14. Sepupu mempelai yang sudah menikah (C)
15. Sepupu dan keponakan dari pihak ibu yang belum menikah (D)

Sekali lagi, urutan prosesi Tea Pai ini berlaku untuk pihak mempelai wanita maupun pria.


Prosesi Tea Pai adalah prosesi terakhir dalam pernikahan tradisi Tionghoa.
Setelah prosesi ini, kedua mempelai bisa dinyatakan sudah menjadi sepasang suami-istri yang disahkan secara adat.
Umumnya setelah semua rangkaian prosesi selesai, kedua mempelai langsung melanjutkan ke acara pemberkatan secara agama dan negara.

It's a wrap!
Akhirnya selesai juga semua prosesi pernikahan dalam tradisi Tionghoa ini.
Rasanya lega bisa sharing pengalaman ini, karena jujur saja, sekedar disimpan di otak tidak akan membuat kami bisa mengingat semua hal ini di masa depan.

Semoga bermanfaat untuk para calon pengantin yang akan melaksanakan pernikahannya menggunakan tradisi Tionghoa, khususnya untuk teman-teman pembaca yang memiliki garis keturunan Tionghoa.

Selamat mempersiapkan pernikahan.
Happy wedding and happily ever after.

Kenal lebih dekat dengan kami di:
Facebook: Ping-Ping Ricca Alamsyah & Marianus Aji Bayu Kurniawan
Instagram: ping2ricca & bayuagnesia

Sumber-sumber artikel:
1. Ask the expert
2. Pengalaman pribadi dan keluarga
3. Website berikut:
- http://www.tionghoa.info/tradisi-tea-pai-dalam-rangkaian-pernikahan-adat-tionghoa/
- https://www.teasenz.com/chinese-tea/chinese-wedding-tea-ceremony.html
- https://www.bridestory.com/blog/a-guide-to-teapai-the-chinese-tea-ceremony

Comments

  1. Hallo, aku mau sharing tentang pernikahan aku di gedung HIS GRAHA ELNUSA di TB Simatupang yang sudah full karpet harganya jauh lebih murah looh untuk gedung di daerah Jak-Sel, parkirannya juga luas bgt, udah gitu gak ribet cari2 vendor lg karena disitu sistemnya udah ALL IN PACKAGE dan sudah ada WEDDING PLANNERnya juga..

    Kemarin acara aku di arrange sama wedding consultant yang kooperatif bgt acara berjalan lancar dengan budget aku yg tidak terlalu mahal dan masuk akal..

    Silahkan langsung kontak wedding consultant yang handle aku 085887972972 mba INES namanya dia udh berpengalaman dalam hal wedding biasanya juga dia suka kasih bonus banyaakk.. hehehe ;)

    ReplyDelete
  2. Dear brides and grooms to be
    Salam hangat dari HIS Seskoad Grand Ballroom Bandung.
    Kami dengan bangga mempersembahkan venue terbaru kami yaitu “HIS Seskoad Grand Ballroom”, Gedung seskoad yang berletak strategis nan mewah yang menjadi favorit para calon pengantin ini kini berada di naungan HIS, untuk itu fasilitas yang terdapat di gedung seskoad grand ballroom kini berstandard seperti gedung HIS lainnya, “Ballroom full karpet eksklusif, AC, Lampu Kristal, dan design ruangan yang elegan&mewah”. Selain gedung, kami juga bekerjasama dengan banyak pilihan vendor ternama di Bandung, mulai dari catering, busana&MUA, dekorasi, music & entertainment, fotografi&videografi, MC, wedding car, hingga pelayanan yang kami miliki untuk membantu calon pengantin dari awal sampai akhir yaitu, Wedding Public Relations, Wedding Planner, dan Wedding Executor. Dengan sistem “One Stop Wedding Service”, Kami pastikan akan memberikan pelayanan terbaik dalam membantu dari awal hingga di hari Bahagia akang teteh
    Untuk itu kami mengundang akang teteh calon pengantin, untuk datang ke pre-launching HIS Seskoad Ballroom kami, dan segera dapatkan HARGA PRE-LAUNCHING yang pasti akan sangat worth it dengan fasilitas dan pelayanan yang kami berikan serta BONUS FANTASTIS! untuk akang teteh calon pengantin Cuma di HIS SESKOAD GRAND BALLROOM.

    For more info and detail call :
    Wedding Public Relations HIS Seskoad Grand Ballroom
    Jl. Gatot Subroto No. 96 Bandung.
    Giyan : 082261170022 (WA)
    INSTAGRAM : @his_seskoad @giyanti.hisseskoad

    See u brides and grooms to be!
    -HIS Wedding Venue Organizer-

    ReplyDelete

Post a Comment