Tingjing: Lamaran Tradisi Tionghoa (Wedding Proposal in Chinese Tradition)
Sebelum hari H pertunangan diadakan, semua pasangan beserta keluarga pastinya mencari tahu tentang apa saja yang harus dipersiapkan, bukan?
Nah, sama seperti kami juga.
Sebenarnya dari pihak keluarga sudah terkumpul informasi tentang prosesi pertunangan itu seperti apa, apa saja yang harus dipersiapkan, dan masih banyak lainnya.
Tetapi karena kami ingin melakukannya dengan sederhana namun bermakna, maka kami menambah referensi dari internet dan bahkan dari pengusaha jasa hampers/baki hantaran yang kami pakai, lalu disesuaikan dengan tradisi utama keluarga.
Dari awal kami sepakat untuk menggunakan tradisi Tionghoa/Chinese (mari kita sepakati menggunakan kata Tionghoa) agar lebih mudah dilakukan sampai hari H pernikahan.
Dan karena Bayu akan pergi jauh dalam waktu yang lebih lama dari sebelumnya, maka kami melakukan acara pertunangan dengan maksud saling mengikatkan hubungan antara kami dan keluarga.
Setelah melewati beberapa tahap untuk prosesi pernikahan, kami ingin berbagi cerita dan pengalaman tentang tradisi pernikahan Tionghoa ini, yang jujur saja, awalnya kami juga bingung.
Acara pertunangan dalam tradisi Tionghoa di Indonesia, sering disebut:
- Dingjing (baca: tingqing, sering ditulis Tingjing dalam beberapa artikel) atau
- Dinghun (baca: tinghuen, sering ditulis Tinghun dalam beberapa artikel).
Dan satu lagi sebagai catatan, jika ada yang pernah mendengar kata Sangjit, ini tradisi yang berbeda lagi dari Tingjing maupun Tinghun.
Okay, apa bedanya istilah-istilah itu? Mari kita bahas satu-satu.
1. Dingjing
(agar lebih mudah dipahami oleh khalayak ramai, kita pakai kata Tingjing saja, ya..)
Tingjing pada dasarnya adalah prosesi lamaran. (bukan tunangan)
Pihak keluarga pria akan meminang wanita yang akan dinikahkan dengan pria tersebut.
Kami tidak akan menjelaskan artinya berdasarkan kamus (karena belum ketemu kata tersebut di kamus Chinese kami.)
*Mohon bantuan jika ada yang tahu tentang hal ini, ya. Silakan infokan kami di kolom comment di bawah.
Menurut beberapa anggota keluarga kami yang sudah melewati banyak sekali momen pernikahan orang yang menggunakan tradisi Tionghoa, Tingjing hanya dilakukan oleh suku Fujian atau Hokkian dari ras Cina di Indonesia (mungkin di Cina juga seperti itu, tapi kami belum dapat informasi sejauh itu). Yang pasti bukan suku Khe/Hakka (ini adalah suku keturunan kami).
Nah, kalau di Indonesia, hampir sebagian besar keluarga Tionghoa di Surabaya menggunakan tradisi Tingjing ini.
Sedangkan di Makassar atau Kendari, biasanya disesuaikan dengan suku-suku yang kami sebutkan tadi.
Nah, sama seperti kami juga.
Sebenarnya dari pihak keluarga sudah terkumpul informasi tentang prosesi pertunangan itu seperti apa, apa saja yang harus dipersiapkan, dan masih banyak lainnya.
Tetapi karena kami ingin melakukannya dengan sederhana namun bermakna, maka kami menambah referensi dari internet dan bahkan dari pengusaha jasa hampers/baki hantaran yang kami pakai, lalu disesuaikan dengan tradisi utama keluarga.
Dari awal kami sepakat untuk menggunakan tradisi Tionghoa/Chinese (mari kita sepakati menggunakan kata Tionghoa) agar lebih mudah dilakukan sampai hari H pernikahan.
Dan karena Bayu akan pergi jauh dalam waktu yang lebih lama dari sebelumnya, maka kami melakukan acara pertunangan dengan maksud saling mengikatkan hubungan antara kami dan keluarga.
Setelah melewati beberapa tahap untuk prosesi pernikahan, kami ingin berbagi cerita dan pengalaman tentang tradisi pernikahan Tionghoa ini, yang jujur saja, awalnya kami juga bingung.
| Prosesi Tingjing | |
Acara pertunangan dalam tradisi Tionghoa di Indonesia, sering disebut:
- Dingjing (baca: tingqing, sering ditulis Tingjing dalam beberapa artikel) atau
- Dinghun (baca: tinghuen, sering ditulis Tinghun dalam beberapa artikel).
Dan satu lagi sebagai catatan, jika ada yang pernah mendengar kata Sangjit, ini tradisi yang berbeda lagi dari Tingjing maupun Tinghun.
Okay, apa bedanya istilah-istilah itu? Mari kita bahas satu-satu.
1. Dingjing
(agar lebih mudah dipahami oleh khalayak ramai, kita pakai kata Tingjing saja, ya..)
Tingjing pada dasarnya adalah prosesi lamaran. (bukan tunangan)
Pihak keluarga pria akan meminang wanita yang akan dinikahkan dengan pria tersebut.
Kami tidak akan menjelaskan artinya berdasarkan kamus (karena belum ketemu kata tersebut di kamus Chinese kami.)
*Mohon bantuan jika ada yang tahu tentang hal ini, ya. Silakan infokan kami di kolom comment di bawah.
Menurut beberapa anggota keluarga kami yang sudah melewati banyak sekali momen pernikahan orang yang menggunakan tradisi Tionghoa, Tingjing hanya dilakukan oleh suku Fujian atau Hokkian dari ras Cina di Indonesia (mungkin di Cina juga seperti itu, tapi kami belum dapat informasi sejauh itu). Yang pasti bukan suku Khe/Hakka (ini adalah suku keturunan kami).
Nah, kalau di Indonesia, hampir sebagian besar keluarga Tionghoa di Surabaya menggunakan tradisi Tingjing ini.
Sedangkan di Makassar atau Kendari, biasanya disesuaikan dengan suku-suku yang kami sebutkan tadi.
Salah satu keluarga kami di Jakarta juga menggunakan tradisi ini.
*silakan comment di bawah, jika ada kota lain yang juga menggunakan tradisi ini dan berdasarkan apakah tradisi ini dilakukan di sana?*
Sudah cukup pengantarnya, ya..
Masuk ke prosesinya...
Prosesi
Tingjing seharusnya dilakukan di rumah keluarga wanita (sama saja seperti prosesi lamaran adat manapun, sih, rasanya) karena keluarga pria yang akan datang dan "meminta" sang wanita untuk menikah dengan sang pria.
Tapi pada umumnya, di dunia modern zaman sekarang, acara ini dilakukan di restoran atau hotel. Ya, sewa ruangan, tentunya. Dan kadang juga bisa meminta jasa event organizer yang siap membantu.
Untuk case kami, acara ini diadakan di ruangan salah satu restoran di Surabaya.
*Ya, karena kami bukan penduduk Surabaya dan belum punya rumah di Surabaya.
Selain itu, kami ada tujuan lain ke Surabaya, jadi diputuskan untuk mengadakan acara ini berdekatan dengan tujuan tersebut (sebenarnya, wisuda adikku, hehe..). Out of topic..
Tapi tetap intinya adalah keluarga wanita menyambut kedatangan keluarga pria.
Perwakilan dari keluarga wanita atau MC membuka acara (maksudnya sebagai penyambutan).
Lalu kemudian perwakilan keluarga pria menyampaikan maksud kedatangannya.
Yang selanjutnya dijawab oleh keluarga wanita.
Ada baiknya jika perwakilan masing-masing keluarga adalah orangtua (atau yang dituakan).
Setelah keluarga wanita memberi jawaban untuk menerima pinangan keluarga pria, maka ibu (atau perempuan yang dituakan) dari keluarga pria akan memakaikan kalung tanda pengikat ke sang wanita.
Barulah saat ini, sang pria dan wanita bisa disebut calon mempelai pria dan calon mempelai wanita.
Karena sang wanita sudah "diikat" oleh kalung tersebut untuk menjadi "milik" sang pria.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan acara ramah tamah (makan-makan bolehlah, hehehe..)
Nah, pada prosesi Tingjing biasanya keluarga belum menentukan tanggal pernikahan.
Tanggal pernikahan akan ditentukan sesuai kesepakatan keluarga setelah ada "peninjauan" dari tanggal lahir kedua calon mempelai dan orangtua calon mempelai di hari-hari berikutnya.
Peninjauan ini maksudnya untuk mencari "tanggal/hari baik" begitu.
Walaupun menurut kami, semua hari adalah baik, tapi tidak ada salahnya mengikuti tradisi, kan?
*kalau ada pasangan yang langsung menentukan tanggal saat Tingjing, coba tuliskan di kolom comment di bawah, ya.. Biar menambah informasi kami juga.
Umumnya, pernikahan dilakukan 1 tahun setelah Tingjing dilakukan.
Ada yang kurang, ada yang lebih juga.
Tergantung ketemunya "tanggal/hari baik" itu dan juga kesepakatan kedua keluarga calon mempelai.
Menurut salah satu anggota keluarga kami, pada zaman dulu, setelah Tingjing dilaksanakan, calon mempelai wanita sudah boleh "main" ke keluarga calon mempelai pria.
Lho? Maksudnya apa?
Nah, zaman dulu, kan, pacaran itu tidak seperti zaman sekarang. (ya iyalah ya..)
Dulu, perempuan ngga boleh ke rumah laki-laki sebarangan.
Kalau ada acara keluarga di pihak laki-laki, pacarnya belum boleh ikut.
Kalau mau keluarga laki-laki mau vacation ke manaaa gitu, ya, perempuannya tidak bisa diajak.
Belum afdol lah, istilahnya. Begitu juga sebaliknya untuk laki-laki ke keluarga perempuan.
Baru setelah Tingjing, perempuan dan laki-laki sudah boleh saling ikut nimbrung di keluarga pasangannya.
Begituuu..
Jadi kesimpulannya, urutan prosesi Tingjing yang kami lakukan seperti ini:
1. Penyambutan
- Keluarga pria datang dengan membawa seserahan untuk keluarga wanita, dan disambut oleh keluarga wanita.
- Di sini keluarga saling menyerahterimakan seserahan.
2. Pembukaan
- Sambutan dari keluarga wanita atas kedatangan keluarga pria.
- Penyampaian maksud keluarga pria untuk meminang sang wanita.
- Pinangan dibalas oleh keluarga wanita sebagai tanda pesetujuan untuk selanjutnya dibawa ke jenjang pernikahan.
3. Pengikatan Hubungan
Dalam Tingjing, ibu atau wanita yang di-tua-kan memakaikan kalung kepada sang wanita.
Tergantung dari kesepakatan juga, biasanya, sang pria yang memakaikan kalung kepada sang wanita.
(Kalau kami, lebih terasa ikatannya kalau ibu yang mengalungkan, sih. Karena berarti sudah direstui. Tapi kembali lagi ke kesepakatan keluarga masing-masing.)
4. Ramah Tamah
- Sebelum menutup acara, kami santap siang bersama dulu yang diawali dengan doa.
- Doa untuk makan dan yang pasti doa untuk kelancaran hubungan kedua calon mempelai dan persiapan menuju pernikahannya.
5. Penutup
Keluarga calon mempelai wanita mengembalikan sebagian seserahan untuk dibawa pulang oleh keluarga calon mempelai pria.
* kenapa dikembalikan sebagian? Karena sebagai simbol bahwa keluarga calon mempelai wanita tidak "menjual" anak perempuannya sepenuhnya kepada keluarga calon mempelai pria. Maksudnya, sang wanita masih boleh, kok, datang main ke rumah orangtuanya walaupun sudah menikah.
NB: Di tradisi Tionghoa, anak perempuan yang sudah menikah artinya dia sudah menjadi bagian dari keluarga pihak laki-laki. Atau sederhananya, perempuan dianggap telah "keluar" dari keluarga asalnya untuk bersatu dengan keluarga suaminya. Tapi, sekali lagi, ini tradisi turun-temurun. Praktiknya tidak se-ekstrim itu, kok. Sama seperti tradisi India juga (sumber: film India di televisi). Atau mungkin, tradisi Asia secara umum.
Seserahan/Hantaran/Hampers
Selanjutnya yang paling ditunggu-tunggu dari artikel ini.
Apa saja sih yang perlu disiapkan untuk prosesi Tingjing?
Kami akan fokus ke prosesi Tingjing sesuai tradisi Tionghoa dan tidak akan merincikan tentang bagaimana mencari tempat/venue atau event organizer atau dekorasi, dan lain-lain.
Yang kami maksudnya adalah "seserahan" yang akan dibawa oleh keluarga pria untuk keluarga wanita.
Seserahan ini bisa dikatakan sebagai "oleh-oleh" atau "hadiah" untuk keluarga wanita, yang pada saat keluarga pria pulang, seserahan itu akan dikembalikan sebagian.
Jumlah seserahan atau baki hantaran atau hampers harus berjumlah genap, baik bawaan/bakinya maupun isi bakinya.
Sebaiknya mulai dari jumlah 6, boleh 8, 10, 12, dst. Intinya genap.
Kenapa mulai dari 6?
Karena 2 terlalu sedikit (kurang cantik, hehehe..) dan 4 punya makna negatif dalam bahasa Mandarin.
Sekilas info: 4 dalam bahasa Mandarin dibaca "si" yang punya cara baca yang sama dengan "si" yang berarti "mati/meninggal", yang membedakan hanya "nada"/konotasi bacanya saja.
Di era modern ini, baki hantaran sudah beraneka ragam.
Kalau zaman dulu, bakinya berbentuk nampan atau ada juga yang bahannya seperti keranjang berbentuk rantang susun seperti di bawah ini.
Okay, lanjut..
Apa saja yang perlu diisi di dalam baki-baki itu?
Untuk Tingjing, semua baki isinya adalah beberapa jenis kue (dan buah) dengan maknanya masing-masing.
Dan jika membelinya di pengusaha hampers, mereka sudah menyediakan berbagai jenis yang bisa kita pilih sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
Karena punya kami ada 6 jenis baki, jadi yang "wajib" ada, yaitu:
- Kue boy and girl, maknanya agar calon mempelai dilimpahi keturunan yang baik.
- Kue wijen, maknanya agar calon mempelai diberi rejeki yang berlimpah.
- Kue beras, maknanya agar calon mempelai dicukupkan dalam hal pangan.
- Kue bolu, maknanya agar calon mempelai diberi berkat yang terus berkembang (seperti bolu yang mengembang).
- Kue pia, maknanya agar calon mempelai diberi kesejahteraan yang berlapis (seperti kulit kue pia)
- Ting-ting, maknanya agar kehidupan calon mempelai selalu manis seperti rasa ting-ting.
Ditambah dengan buah jeruk dan apel.
Masing-masing jenis berjumlah 30 pcs. Biasanya jumlah ini disesuaikan dengan keluarga yang hadir.
Selain kue-kue di atas, jika baki lebih dari 6 atau 8, bisa ditambahkan dengan kue-kue lain yang juga punya makna berbeda-beda sesuai jenisnya.
Sebagai info tambahan, kami menggunakan jasa Toko Kemenangan di Jl. Kembang Jepun Surabaya.
Di link website ini, ada banyak jenis kue yang bisa disesuaikan dengan keinginan.
Pemiliknya sangat ramah dan memberi sangat banyak masukan untuk kami yang kebingungan saat itu.
Nah, karena acara ini lebih fokus pada "pengikatan" hubungan antar dua keluarga, maka keluarga kami berdua memberi toleransi untuk tetap mengadakan prosesi ini, walaupun Bayu hanya muncul di layar LCD saja.
Untuk Tinghun dan Sangjit, akan dibahas di artikel lain.
Semoga bermanfaat dan selamat mempersiapkan Tingjing.
Note:
Sharing ini kami rangkum dari berbagai sumber, seperti artikel, ask the experts, dan pengalaman kami sendiri.
*silakan comment di bawah, jika ada kota lain yang juga menggunakan tradisi ini dan berdasarkan apakah tradisi ini dilakukan di sana?*
Sudah cukup pengantarnya, ya..
Masuk ke prosesinya...
Prosesi
Tingjing seharusnya dilakukan di rumah keluarga wanita (sama saja seperti prosesi lamaran adat manapun, sih, rasanya) karena keluarga pria yang akan datang dan "meminta" sang wanita untuk menikah dengan sang pria.
Tapi pada umumnya, di dunia modern zaman sekarang, acara ini dilakukan di restoran atau hotel. Ya, sewa ruangan, tentunya. Dan kadang juga bisa meminta jasa event organizer yang siap membantu.
Untuk case kami, acara ini diadakan di ruangan salah satu restoran di Surabaya.
*Ya, karena kami bukan penduduk Surabaya dan belum punya rumah di Surabaya.
Selain itu, kami ada tujuan lain ke Surabaya, jadi diputuskan untuk mengadakan acara ini berdekatan dengan tujuan tersebut (sebenarnya, wisuda adikku, hehe..). Out of topic..
| Keluarga Pria yang Membawa Baki Hantaran | |
| Keluarga Pria yang Membawa Baki Hantaran (2) | |
Tapi tetap intinya adalah keluarga wanita menyambut kedatangan keluarga pria.
Perwakilan dari keluarga wanita atau MC membuka acara (maksudnya sebagai penyambutan).
Lalu kemudian perwakilan keluarga pria menyampaikan maksud kedatangannya.
Yang selanjutnya dijawab oleh keluarga wanita.
Ada baiknya jika perwakilan masing-masing keluarga adalah orangtua (atau yang dituakan).
| Penyambutan dari Keluarga Wanita | |
| Penyampaian Maksud Kedatangan Keluarga Pria | |
Setelah keluarga wanita memberi jawaban untuk menerima pinangan keluarga pria, maka ibu (atau perempuan yang dituakan) dari keluarga pria akan memakaikan kalung tanda pengikat ke sang wanita.
Barulah saat ini, sang pria dan wanita bisa disebut calon mempelai pria dan calon mempelai wanita.
Karena sang wanita sudah "diikat" oleh kalung tersebut untuk menjadi "milik" sang pria.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan acara ramah tamah (makan-makan bolehlah, hehehe..)
| Pemakaian Kalung oleh Ibu dari Keluarga Pria | |
| Berdoa sebelum Makan Bersama | |
Nah, pada prosesi Tingjing biasanya keluarga belum menentukan tanggal pernikahan.
Tanggal pernikahan akan ditentukan sesuai kesepakatan keluarga setelah ada "peninjauan" dari tanggal lahir kedua calon mempelai dan orangtua calon mempelai di hari-hari berikutnya.
Peninjauan ini maksudnya untuk mencari "tanggal/hari baik" begitu.
Walaupun menurut kami, semua hari adalah baik, tapi tidak ada salahnya mengikuti tradisi, kan?
*kalau ada pasangan yang langsung menentukan tanggal saat Tingjing, coba tuliskan di kolom comment di bawah, ya.. Biar menambah informasi kami juga.
Umumnya, pernikahan dilakukan 1 tahun setelah Tingjing dilakukan.
Ada yang kurang, ada yang lebih juga.
Tergantung ketemunya "tanggal/hari baik" itu dan juga kesepakatan kedua keluarga calon mempelai.
Menurut salah satu anggota keluarga kami, pada zaman dulu, setelah Tingjing dilaksanakan, calon mempelai wanita sudah boleh "main" ke keluarga calon mempelai pria.
Lho? Maksudnya apa?
Nah, zaman dulu, kan, pacaran itu tidak seperti zaman sekarang. (ya iyalah ya..)
Dulu, perempuan ngga boleh ke rumah laki-laki sebarangan.
Kalau ada acara keluarga di pihak laki-laki, pacarnya belum boleh ikut.
Kalau mau keluarga laki-laki mau vacation ke manaaa gitu, ya, perempuannya tidak bisa diajak.
Belum afdol lah, istilahnya. Begitu juga sebaliknya untuk laki-laki ke keluarga perempuan.
Baru setelah Tingjing, perempuan dan laki-laki sudah boleh saling ikut nimbrung di keluarga pasangannya.
Begituuu..
| Keluarga yang Hadir | |
Jadi kesimpulannya, urutan prosesi Tingjing yang kami lakukan seperti ini:
1. Penyambutan
- Keluarga pria datang dengan membawa seserahan untuk keluarga wanita, dan disambut oleh keluarga wanita.
- Di sini keluarga saling menyerahterimakan seserahan.
2. Pembukaan
- Sambutan dari keluarga wanita atas kedatangan keluarga pria.
- Penyampaian maksud keluarga pria untuk meminang sang wanita.
- Pinangan dibalas oleh keluarga wanita sebagai tanda pesetujuan untuk selanjutnya dibawa ke jenjang pernikahan.
3. Pengikatan Hubungan
Dalam Tingjing, ibu atau wanita yang di-tua-kan memakaikan kalung kepada sang wanita.
Tergantung dari kesepakatan juga, biasanya, sang pria yang memakaikan kalung kepada sang wanita.
(Kalau kami, lebih terasa ikatannya kalau ibu yang mengalungkan, sih. Karena berarti sudah direstui. Tapi kembali lagi ke kesepakatan keluarga masing-masing.)
4. Ramah Tamah
- Sebelum menutup acara, kami santap siang bersama dulu yang diawali dengan doa.
- Doa untuk makan dan yang pasti doa untuk kelancaran hubungan kedua calon mempelai dan persiapan menuju pernikahannya.
5. Penutup
Keluarga calon mempelai wanita mengembalikan sebagian seserahan untuk dibawa pulang oleh keluarga calon mempelai pria.
* kenapa dikembalikan sebagian? Karena sebagai simbol bahwa keluarga calon mempelai wanita tidak "menjual" anak perempuannya sepenuhnya kepada keluarga calon mempelai pria. Maksudnya, sang wanita masih boleh, kok, datang main ke rumah orangtuanya walaupun sudah menikah.
NB: Di tradisi Tionghoa, anak perempuan yang sudah menikah artinya dia sudah menjadi bagian dari keluarga pihak laki-laki. Atau sederhananya, perempuan dianggap telah "keluar" dari keluarga asalnya untuk bersatu dengan keluarga suaminya. Tapi, sekali lagi, ini tradisi turun-temurun. Praktiknya tidak se-ekstrim itu, kok. Sama seperti tradisi India juga (sumber: film India di televisi). Atau mungkin, tradisi Asia secara umum.
Seserahan/Hantaran/Hampers
Selanjutnya yang paling ditunggu-tunggu dari artikel ini.
Apa saja sih yang perlu disiapkan untuk prosesi Tingjing?
Kami akan fokus ke prosesi Tingjing sesuai tradisi Tionghoa dan tidak akan merincikan tentang bagaimana mencari tempat/venue atau event organizer atau dekorasi, dan lain-lain.
Seserahan ini bisa dikatakan sebagai "oleh-oleh" atau "hadiah" untuk keluarga wanita, yang pada saat keluarga pria pulang, seserahan itu akan dikembalikan sebagian.
Jumlah seserahan atau baki hantaran atau hampers harus berjumlah genap, baik bawaan/bakinya maupun isi bakinya.
Sebaiknya mulai dari jumlah 6, boleh 8, 10, 12, dst. Intinya genap.
Kenapa mulai dari 6?
Karena 2 terlalu sedikit (kurang cantik, hehehe..) dan 4 punya makna negatif dalam bahasa Mandarin.
Sekilas info: 4 dalam bahasa Mandarin dibaca "si" yang punya cara baca yang sama dengan "si" yang berarti "mati/meninggal", yang membedakan hanya "nada"/konotasi bacanya saja.
Di era modern ini, baki hantaran sudah beraneka ragam.
Kalau zaman dulu, bakinya berbentuk nampan atau ada juga yang bahannya seperti keranjang berbentuk rantang susun seperti di bawah ini.
| Contoh Baki Hantaran Zaman Dulu (tahun 90'an) - foto hanya ilustrasi | |
Okay, lanjut..
Apa saja yang perlu diisi di dalam baki-baki itu?
Untuk Tingjing, semua baki isinya adalah beberapa jenis kue (dan buah) dengan maknanya masing-masing.
Dan jika membelinya di pengusaha hampers, mereka sudah menyediakan berbagai jenis yang bisa kita pilih sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
Karena punya kami ada 6 jenis baki, jadi yang "wajib" ada, yaitu:
- Kue boy and girl, maknanya agar calon mempelai dilimpahi keturunan yang baik.
- Kue wijen, maknanya agar calon mempelai diberi rejeki yang berlimpah.
- Kue beras, maknanya agar calon mempelai dicukupkan dalam hal pangan.
- Kue bolu, maknanya agar calon mempelai diberi berkat yang terus berkembang (seperti bolu yang mengembang).
- Kue pia, maknanya agar calon mempelai diberi kesejahteraan yang berlapis (seperti kulit kue pia)
- Ting-ting, maknanya agar kehidupan calon mempelai selalu manis seperti rasa ting-ting.
Ditambah dengan buah jeruk dan apel.
Masing-masing jenis berjumlah 30 pcs. Biasanya jumlah ini disesuaikan dengan keluarga yang hadir.
Selain kue-kue di atas, jika baki lebih dari 6 atau 8, bisa ditambahkan dengan kue-kue lain yang juga punya makna berbeda-beda sesuai jenisnya.
Sebagai info tambahan, kami menggunakan jasa Toko Kemenangan di Jl. Kembang Jepun Surabaya.
Di link website ini, ada banyak jenis kue yang bisa disesuaikan dengan keinginan.
Pemiliknya sangat ramah dan memberi sangat banyak masukan untuk kami yang kebingungan saat itu.
| Isi Baki Hantaran | |
| Foto Keluarga setelah Acara Pengalungan | |
Nah, karena acara ini lebih fokus pada "pengikatan" hubungan antar dua keluarga, maka keluarga kami berdua memberi toleransi untuk tetap mengadakan prosesi ini, walaupun Bayu hanya muncul di layar LCD saja.
Untuk Tinghun dan Sangjit, akan dibahas di artikel lain.
Semoga bermanfaat dan selamat mempersiapkan Tingjing.
Note:
Sharing ini kami rangkum dari berbagai sumber, seperti artikel, ask the experts, dan pengalaman kami sendiri.
Tolong tanya, kalau Tingjing (lamaran) digabung dengan Sangjit apakah bisa dilakukan?
ReplyDeletePada artikel tentang Tinghun, disediakan contoh foto-foto Tinghun yang digabung dengan Sangjit. Apakah hal yang sama bisa dilakukan pada Tingjing?
Hai, Lukas..
DeleteUntuk Tingjing dan Tinghun sebenarnya sama-sama digunakan untuk melamar, hanya saja "benda pengikat" yang digunakan berbeda.
Tingjing biasanya menggunakan kalung, dan dilakukan jauh sebelum hari pernikahan. Ada yang sampai setahun, sembari menentukan tanggal nikah. Maka lebih cocok disebut "lamaran".
Sedangkan Tinghun pakai cincin dan sudah lebih ke persiapan menjelang nikah, maka sering juga disebut tunangan. Dilaksanakan tidak jauh dari acara pernikahan, sehingga biasanya ada yang menggabungkan dengan Sangjit itu.
Jika Tingjing ingin digabung dengan Sangjit, boleh saja, asal kesepakatan dengan kedua keluarga.
Langsung Sangjit tanpa Tingjing ataupun Tinghun pun tidak apa-apa.
Sebagai catatan, jika Tingjing digabung dengan Sangjit, acara utamanya sebenarnya adalah Sangjit atau acara seserahan. Dan dilaksanakan dekat dengan hari pernikahan.
Umumnya seminggu atau bisa juga sehari sebelum acara pernikahan.
Jika kedua keluarga setuju, boleh saja dilaksanakan.
Umumnya dilaksanakan seperti itu karena terbatasnya waktu untuk semua keluarga berkumpul.
Saya sedang menulis artikel untuk Sangjit juga, masih on progress.
Semoga bisa membantu kelak.
Terima kasih.
Kunjungi juga www.meicollections.com atau IG di @meicollectionssolo
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKalau tingjin sama tinghun diadakam barengan sementara weddingnya 1 thn lagi bagaimana?
ReplyDeleteHalo, Intan..
DeleteMaaf baru sempat bales..
Terima kasih sudah luangkan waktu untuk membaca..
Untuk Tingjing memang umumnya jaraknya cukup jauh dari wedding-nya, dan ikatannya ditandai dengan kalung yang dipakaikan oleh ibunya calon mempelai pria.
Sedangkan Tinghun ditandai dengan saling bertukar cincin dan diadakan kalau sudah dekat dengan hari H.
Untuk diadakan barengan, bisa didiskusikan antar dua keluarga.
Tapi sebenarnya dilakukan salah satu saja juga tidak apa-apa, karena inti dari Tingjing maupun Tinghun adalah sudah adanya salah satu tanda pengikat hubungan (kalung atau cincin).
Semoga membantu..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Untuk awal2nya sebelum menentukan tanggal tinjing apa yg pria lakukan? apa datang langsung ke pihak cewe untuk membicarakan tanggal tingjing atau gimana ya?
ReplyDeleteHalo, Hariandy..
DeleteMaaf baru sempat bales..
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca..
Terima kasih, pertanyaan yang bagus.
Saya juga belum kepikiran bahas tentang ini, hehe..
Kalau kami, karena keluarga saling berjauhan (beda pulau), jadi sebelum diadakan Tingjing, pihak laki-laki menghubungi (menelepon) pihak perempuan.
Tapi sebelumnya antara kami berdua sudah mendiskusikan hal ini ke masing-masing keluarga. Setelah itu, Papa dari pihak laki-laki menghubungi Papa pihak perempuan untuk membahas tanggal Tingjing-nya baiknya kapan.
Kalau tinggalnya berdekatan atau masih bisa dijangkau, lebih baik lagi kalau sambil silaturahmi ke pihak perempuan.
Sebenarnya kalau ada niat Tingjing, berarti sudah ada niat untuk menikah. Jadi sekalian dibicarakan saja saat ketemuan. Bisa dibilang, secara tidak resmi, sudah melamar perempuan ke keluarganya. Resminya, ya, pas Tingjing itu.
Semoga membantu..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Kalau pas saya dulu, tinjing tinghun dan sangjit dijadikan satu hahahaha super ringkas dan simplyfied banget deh ..dan perhitungan tanggal pernikahan sudah disiapkan jadi calon mertua saya sudah ketemu duluan dengan suhu, tanggal lahir saya dan kedua orang tua saya sudah beliau kantongi jadi waktu bertemu di acara tingjing tinghun dan lamaran (yg dijadikan satu itu)pilihan tanggal apa saja sdh ada tinggal dipilih dan disepakati 2 pihak. Dan jrk smpe pernikahan ga smpe setahun krn keluarga dua pihak bilang itu kelamaan 😆 jadi nya 6 bln kemudian tgl pernikahan nya.
ReplyDeleteWah, sebenarnya saya juga kepinginnya begitu dulu, hehehe..
DeleteTapi karena LDR, jadinya dipisah-pisah, deh..
Yang simple begini juga lebih hemat, sih..
(maklum, sudah nikah jadinya cari hemat terus, hehe..)
Jika pihak laki-laki keturunan non chinese, apakah wajib melakukan prosesi ini sebelum menikah?
ReplyDeletePertanyaannya pas banget nih..
DeleteSuami saya juga bisa dibilang non-chinese.
Prosesi ini sebenarnya tidak wajib dilakukan. Tinggal kesepakatan dengan pihak perempuan saja, apakah ingin ada prosesi ini atau tidak.
Untuk sharing, adik saya barusan menikah. Mereka berdua sama-sama keturunan, tapi tidak menggunakan prosesi Tingjing.
Hanya lamaran biasa, orang tua pihak laki-laki datang ke rumah pihak perempuan dan hanya ngobrol antar sesama orang tua, sambil sudah menyiapkan pilihan tanggal.
Tahun depannya mereka menikah, langsung Sangjit dan Tea Pai plus pemberkatan saja.
Jadi, sebenarnya semua prosesi yang terpenting adalah kesepakatan kedua keluarga agar tetap lancar dan harmonis sampai selamanya.
Semoga membantu, ya..
Terima kasih untuk pertanyaannya..
Selamat mempersiapkan.. :)
Kebetulan banget saya baca artikel ini.. saya punya rencana,bln dpn saya ada mau melakukan ikatan dengan pacar saya,tetapi untuk tahapan2 yg mengikuti tradisi Tiongha kami tidak ada pengalaman sama skali. Klo misal pada saat pengikatan dg pihak cewek,apakah perlu membawa seserahan ato cm ngobrol biasa dengan pemberian kalung?? Dan untuk tahapan selanjutnya, yaitu pada acara sangjit dg membawa seserahan itu dg cara pertukaran cincin dan apakah cincin ini d pakai kembali pada saat pernikahan?? Karena posisi kami berdua berjahuan dan tidak ada pengalaman sama skali tentang prosesi tingjing sampai ke pernikahan.. Mohon bantuan masukan nya agar prosesi kami berjalan lancar sampai dg hari H nya... Terima kasih banyak sudah meluangkan waktu untuk memberikan masukan kepada kami...
ReplyDeleteHalo Suwandi..
DeleteTerima kasih sudah mampir dan membaca tentang prosesi ini.
Jika saat pengikatan ingin dilakukan dengan prosesi Tingjing seperti yang ada di artikel ini, bisa didiskusikan antar keluarga.
Umumnya tetap membawa seserahan, tapi jika ingin sederhana saja, bisa juga hanya dengan prosesi pemberian kalung asal kedua keluarga sepakat.
Kalau pengalaman kami, ada seserahan dari pihak laki-laki dan dikembalikan sebagian saat acara selesai.
Untuk Sangjit, benar sekali.
Kami juga melakukan prosesi tukar cincin. Cincinnya tetap kami pakai sampai hari pernikahan.
Saat itu cincin di jari manis tangan kiri (mayoritas di tangan kanan).
Pada hari H pernikahan, cincin disimpan kembali di kotak cincin untuk saling ditukarkan lagi saat prosesinya.
Karena kami menggunakan prosesi pemberkatan di gereja, jadi paginya cincin kami ditaruh di kotak cincin untuk dibawa saat pemberkatan di gereja.
Nantinya cincin saling kami pakaikan di jari manis tangan kanan (umumnya tangan kiri).
Untuk letak cincin, tergantung dari kesepakatan antar pasangan, ya.
Kami punya alasan sendiri kenapa saat menikah dipakai di kanan, hehehe..
Semoga lancar untuk semua prosesi menjelang dan sampai hari H pernikahan.
Semoga semakin berbahagia.
Happy wedding preparation..
Saya mau tanya, apakah Ting Jing itu hanya memberi pemberian kalung utk calon mempelai wanita? Apa ada seserahan emas lainnya? Contoh 1 set perhiasan wanita,
ReplyDeleteApakah itu juga termasuk dlm tradisi Ting Jing?
Terima kasih
Halo, Angelman..
DeleteTerima kasih sudah mampir.
Setahu saya, Tingjing hanya pengalungan saja. Untuk pemberian set perhiasan ke pihak wanita biasanya jika sudah Sangjit.
Untuk lengkapnya, boleh dibaca di artikel Sangjit:
http://byric-kurniawan.blogspot.com/2017/12/sangjit-chinese-prewedding-ceremony.html?showComment=1553148054163#c3474475187607525415
Semoga membantu.
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Biasany tingjing di mulai jm brapa ? Apakah ada syarat trtentu ? Trima kasih
ReplyDeleteHalo, Astelia..
DeleteTerima kasih sudah mampir..
Untuk jam mulai Tingjing bisa disepakati antar keluarga saja.
Tetapi untuk hari H, pada saat Tea Pai, itu yang biasanya minta kerabat yang bisa lihat hari atau jam yang baik untuk mulai acara. Ini juga tergantung dari kepercayaan keluarga dan pasangan, ya..
Kalau kami, kebetulan semua prosesinya (baik Tingjing, Sangjit, Tea Pai) hanya dari kesepakatan keluarga saja supaya bisa menyesuaikan dengan rangkaian acara lanjutannya, seperti Pemberkatan dan Resepsi di hari H.
Jadi kalau Tingjing kami mulai sekitar jam 9 atau 10 pagi, supaya saat prosesi selesai bisa sekalian makan siang bersama.
Semoga membantu yaa..
Selamat mempersiapkan wedding-nya..
hai, boleh tny.. apa saat tingjing yg cowo tidak diperbolehkan ikut? hanya keluarga dr si cowo saja yg datang 'melamar' (hanya ortu cowo, yg di tetua-kan dr pihak cowo)
ReplyDeletelalu jika hanya bawa buah dan kalung/gelang tanda pengikat saja boleh kah?
Hai juga, ndalaw..
DeleteTerima kasih untuk pertanyaannya.
Saat Tingjing, pihak laki-laki boleh ikut, kok..
Tapi memang yang memakaikan kalung ke wanita itu ibu dari laki-laki atau yang dituakan.
Kebetulan kalau kami, karena dulu calon suami saya (sekarang suami) tidak tinggal di Indonesia dan sulit untuk hadir, jadinya hanya dari keluarga saja.
Tapi dia tetap hadir hanya lewat Skype. Hehehe..
Untuk bawa buah dan tanda pengikat seperti kalung atau gelang saja juga tidak apa-apa.
Keputusan untuk hal ini, asal disepakati oleh kedua pihak keluarga, maka semua boleh-boleh saja.
Semoga membantu..
Selamat mempersiapkan pernikahan, yaa..
Saya mau tanya, hampers yg di bagikan ke keluarga2 setelah acara tulisannya apa ya ? Pihak pria ingin buat box/hampers lgsg dimasukkan ke dlm 1 box isi mcm2 sebelum acara. Apakah tulisannya the engagement of a&b ? Tp kan ini lamaran bukan tunangan. Mohon pencerahannya. Thanks
ReplyDeleteHalo, Nata..
DeleteTerima kasih pertanyaannya..
Untuk tulisan di hampers, bisa disesuaikan dengan kesepakatan antar keluarga.
Karena sebenarnya tulisan itu hanya istilah dalam bahasa Inggris.
Sedangkan prosesi yang dilakukan adalah tradisi Tionghoa yang tidak ada di Inggris/Amerika sana.
Jadi, kalau mau ditulis "Engagement of ..." juga tidak apa, karena biasanya Tingjing sudah sepaket dengan tunangan.
Kecuali kalau sebelum menikah, mau diadakan acara tunangan selain Tingjing ini (misalnya akan ada Tinghun tersendiri lagi), maka untuk Tingjing ini boleh juga ditulis "Wedding Proposal of ..." atau "Tingjing Ceremony of ..."
Nanti saat Tinghun baru dipakai istilah "Engagement of ..." atau "Tinghun Ceremony of ..."
"Wedding Proposal" ini sebenarnya hanya kata-kata "lamaran pernikahan" dalam bahasa Inggris.
Jadi kalau dirasa kurang pas, bisa disepakati saja antar kedua belah pihak.
Tapi menurut kami, karena pembagian hampers umumnya hanya ada di saat Tingjing, jadi cukup pilih salah satu dari option ini saja untuk tulisan di hampersnya.
- Engagement of A & B
- Wedding Proposal of A&B
- Tingjing of A&B
- Tingjing Ceremony of A&B
Semoga membantu, yaa..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya mau tanya, klo prosesi tingjing dari pihak wanita memberikan seserah kepada pihak laki" berupa apa saja?. dan saat tunangan apakah pihak wanita memberikan seserahan juga jika memberikan seserahan kepada pihak laki" Seserahn tersebut berupa apa saja?. Dan sangjit dari pihak wanita memberikan apa saja ke pihak laki".
ReplyDeleteTerima kasih.
Halo, Michelle..
DeleteTerima kasih untuk pertanyaannya.
Untuk pihak wanita, biar enak, kita sebutnya balasan seserahan, ya.
Jadi, yang memberi seserahan itu pihak pria.
Pihak wanita nantinya akan memberi balasan dengan mengembalikan sebagian dari seserahan yang diberikan oleh pihak pria.
Baik Tingjing/Tinghun maupun Sangjit, hal ini sama adanya.
Sebenarnya pihak wanita cukup mengembalikan sebagian dari seserahan yang diberikan oleh pihak pria.
Untuk pertanyaan, berupa apa saja?
Jawabannya adalah apa saja yang diberikan oleh pihak pria.
Saat Tingjing/Tinghun, seserahan berupa makanan, seperti kue-kue dan buah.
Jadi, misal pihak pria memberi 8 buah apel, pihak wanita bisa mengembalikan 2-6 buah apel ke baki seserahan pria.
Saat Sangjit, seserahan lebih berupa benda dan beberapa jenis makanan.
Untuk benda, seperti perhiasan dan alat-alat kebutuhan wanita, bisa diganti dengan kue tart atau cake apapun dengan jumlah genap.
Atau wine dari pihak laki-laki, bisa dikembalikan dengan sirup oleh pihak wanita.
Sedangkan untuk makanan, misal diberikan 8 dus misoa, maka pihak wanita bisa mengembalikan 2-6 dus misoa.
Oh ya, jika dirasa kurang, boleh ditambahkan hongbao/angpao di setiap baki hantarannya.
Semoga membantu, ya, jawabannya.
Terima kasih sudah mampir ke blog kami..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Siang ce. Mau tnya lagi boleh tdk, heheh...
DeleteCe ,klo misalnya salah satu orang tua kita china , tapi sdh meninggal ,misalkan ayah kita yg china dan sdh meninggal, trs kita mau nikah, apakah kita mash bisa membuat acara Tinjing/Tinghun dan sangjit??
Terima kasih...
Halo, Michelle..
DeleteTerima kasih untuk pertanyaannya.
Untuk melaksanakan prosesi Tingjing/Tinghun maupun Sangjit, jika kedua keluarga dari pihak pria dan wanita setuju, maka boleh saja.
Inti dari prosesi semua pernikahan sebenarnya adalah kesepakatan antara pihak keluarga pria dan wanita yang akan menikah.
Jadi..
- walaupun salah satu dari orangtua calon mempelai yang keturunan Tionghoa sudah meninggal (dalam hal ini ayah calon mempelai), lalu memang masih banyak keluarga yang keturunan Tionghoa,
- kalian sebagai calon mempelai menginginkan, dan
- keluarga besar dari pihak kalian berdua setuju untuk melaksanakan prosesi ini,
"maka semua prosesi bisa dilaksanakan".
Semoga membantu, ya.
Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Numpang promo ya ce..
ReplyDeleteBagi Bride and Groom to be yang masih bingung mulai dari mana mempersiapkan pernikahan di 2019, kita dari WO HoneyBee Organizer (start 6,5jt) bisa bantu :
* Venue
* Catering
* Dekorasi
* MUA/Rias/Bridal
* Sewa Busana
* Entertainment
* Photography/Videography
* Wedding Organizer dan Wedding Planner
* Sangjit Organizer
* Penyewaan Baki Sangjit
* Undangan
* Sovenir
* Mobil Pengantin
* Hand Bouquet, Coursage(Bunga Dada)
DLL
Mau dengan konsep rustic/vintage, 2D, 2D Kaca, 3D, fairy tale bak royal wedding, glamour, minimalist, garden/outdoor, cherry blossom bahkan konsep pernikahan adat.
Dan yg paling penting semua item diatas sesuai dengan budget yg kamu punya sekarang.
Konsultasikan segera ke 085711091996(WA or call)
Nikah 2020, deal sekarang (2019) supaya nggak kena kenaikan harga! :)
📩 WO.honeybee@gmail.com
IG : @HoneyBee.Organizer
WA : 085711091996
FB : HoneyBee Organizer
Ce mau tanya, utk hamper tinjing isinya 6 mcm kue yg td cc sebutkan + buah2 an? Dan nanti hampernya dibagikan ke keluarga ya?
ReplyDeleteHalo..
DeleteTerima kasih sudah mampir dan baca.
Iya, untuk hamper Tingjing boleh dibagikan ke keluarga yang datang..
Atau kalau mau terpisah juga tidak apa-apa.
Kebetulan seserahan punya kami ini juga yang kami bagikan ke keluarga.
Semoga membantu, yaa..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Hai sis, mau nanya pandangannya aja.. Ini kebetulan ada yg udah nanya ttg lamaran yg digabung dengan sangjit.. Sebenarnya etis gak ya sis, karena sebelumnya tidak ada proses lamaran dr keluarga cowo jd persiapan pernikahan itu dr kesepakan masing2 aja. . Lalu proses lamaran nya itu katanya nanti pas sangjit, yg dilakukan h-1bulan sebelum merid.. Jd tanggal dan hal2 lainnya sudah siap smua.. Minta pandangan nya aja dr temen2 yang lain jg boleh.
ReplyDeleteHalo, maaf, ya, baru sempat balas..
DeleteKalau dari pandangan kami berdua..
Walaupun tidak ada proses lamaran sebelumnya, jika kedua belah pihak (umumnya orang tua) sudah saling komunikasi dan sepakat, tidak apa-apa jika "prosesi" lamarannya dilakukan H-1 bulan sebelum menikah.
Jadi etis atau tidaknya sebenarnya kembali lagi ke kesepakatan antara dua keluarga (mempelai dan orang tua, paling utama, yaa..).
Kalau dua-duanya setuju dan oke, jalan saja.
Intinya dari pernikahan adalah menyatunya dua keluarga dan kebahagiaan pasangan yang mau menikah juga.
Jadi jika semua sepakat, silakan dilaksanakan.
Pengalaman dari pernikahan adik laki-laki dan adik ipar saya, lamarannya hanya sebatas orang tua kami dan orang tua adik ipar saya bertemu untuk ngobrol niat ingin melamar dan menyepakati tanggal. Tidak ada prosesi. Hanya seperti bertamu ke rumah kerabat begitu..
Semua prosesi langsung dilaksanakan pada saat Sangjit (H-1 hari sebelum pernikahan), lalu besoknya Pemberkatan dan Resepsi.
Sebenarnya jadi lebih simple dan hemat juga, hehehe...
Semoga membantu, yaaa..
Terima kasih untuk pertanyaannya dan sudah mampir di blog ini.
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Hallo ka, mau tanya dong ka, saya ada rencana untuk engagement, terus ada yang kasih tau untuk tetap bawa baki, tapi hanya 2 baki yg 1 isi apel jeruk, yg 1 isi kue, tengteng, dan koya .. itu masuknya kemana ya? Apa gapapa hanya 2 baki? Kalo 6 baki itu apa saja? Terimakasih
ReplyDeleteHalo, Regina..
DeleteTerima kasih sudah mampir & membaca.
Mau tanya dulu, maksudnya "masuk ke mana" ini seperti apa, ya?
Baki saat engagement (baik Tingjing atau Tinghun) biasanya jumlahnya genap.
Kalau kedua keluarga sepakat pihak laki-laku hanya bawa 2 baki, tidak apa-apa.
Intinya jumlah genap dan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.
Dalam Tingjing kami, keluarga kami sepakat 6 baki, karena kebetulan jumlahnya dihitung dan nantinya akan dibagikan sesuai jumlah keluarga yang hadir.
Ada keluarga lain juga yang 8, 10, 12 baki, dst.
Jadi kalau dari keluarga merasa 2 baki saja sudah cukup, ya, tidak apa-apa.
Untuk isi buah dan kue, bisa digabung ke masing-masing baki seperti yang Regina jelaskan.
1 baki: apel dan jeruk digabung (jumlahnya juga masing-masing genap, ya)
1 baki lagi: gabungan kue, tenteng, dan koya (masing-masing jumlahnya genap juga)
Kalau 6 baki, sebenarnya isinya kurang lebih sama hanya saja masing-masing baki isinya hanya 1 jenis barang.
Dari pengalaman kami, seperti yang ditulis di artikel ini, bawaannya:
- Kue boy and girl, maknanya agar calon mempelai dilimpahi keturunan yang baik.
Ini seperti cookies biasa, sih.
- Kue wijen, maknanya agar calon mempelai diberi rejeki yang berlimpah.
- Kue beras, maknanya agar calon mempelai dicukupkan dalam hal pangan.
- Kue bolu, maknanya agar calon mempelai diberi berkat yang terus berkembang (seperti bolu yang mengembang).
- Kue pia, maknanya agar calon mempelai diberi kesejahteraan yang berlapis (seperti kulit kue pia)
- Ting-ting, maknanya agar kehidupan calon mempelai selalu manis seperti rasa ting-ting.
Ditambah dengan buah jeruk dan apel.
Dari 6 baki, ada 4 jenis kue yang dipisah masing-masing 1 baki,
2 jenis kue dalam 1 baki lainnya, dan
2 jenis buah dalam 1 baki lagi.
Semoga membantu, ya, Regina..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Halo saya ingin bertanya, biasa kata kata sambutan untuk maksud kedatangan pihak pria pada proses tingjing itu seperti apa ya? Apakah boleh calon pria yang lgsg menyampai kan kepada pihak wanita, atau lebih baik di berikan kepada yang lebih tua dari pihak pria untuk sambutan nya? Terimakasih sblmnya
ReplyDeleteHalo juga..
DeleteTerima kasih sudah mampir ke blog ini..
Kata sambutan bisa seperti pengantar sebelum "melamar" calon mempelai perempuan.
Kalau mau dimulai oleh calon mempelai pria, sebaiknya bisa didiskusikan dulu antar dua keluarga, ya..
Kalau dari keluarga perempuan tidak ada masalah, berarti silakan dilakukan.
Inti dari semua prosesi adalah kesepakatan kedua keluarga agar sama-sama bahagia di hari yang ditentukan.
Sebagai pertimbangan, alasan kenapa kata sambutan kami dilakukan oleh anggota keluarga yang lebih tua karena untuk menghargai keluarga mempelai perempuan yang sekaligus juga menjadi perwakilan untuk melamar mempelai perempuan.
Jadi yang mewakili masing-masing keluarga adalah sama-sama pihak yang dituakan.
Sesama orang tua, atau jika orang tua salah satu pihak tidak ada, bisa diwakilkan ke keluarga lain yang lebih senior.
Semoga membantu..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Tingjing bukan dingjing juga... Tp DingQin 定亲。
ReplyDeleteDan justru Dingqin dilakukan, seharusnya untuk menentukan tanggal.
Selain itu, acara paling penting dalam Dingqin, seharusnya ada pengalungan dan perkenalan keluarga besar.
Baki dingqin tidak memiliki aturan khusus, hanya sekedar buah tangan dan bbrp benda lain yg dianggap memiliki makna baik.
Dalam sangjit, biasanya pengantin pria dan orang tua pengantin pria, sebaiknya TIDAK HADIR.
(Silahkan kunjungi youtube youtube saya)
Salam kenal, Ko Jimmy..
DeleteWah, terima kasih sekali untuk masukannya.
Ini yang saya tunggu-tunggu, karena belum ketemu artikel yang khusus membahas istilah ini dalam Pinyin.
Boleh saya pakai untuk merevisi artikel saya, ya, Ko?
Untuk menentukan tanggal juga pas sekali, ya, Ko.
Kebetulan saat kamu dulu karena saling berbeda pulau, jadi ada jarak saat penentuan tanggal untuk penyesuaian.
Setuju sekali saat Sangjit, calon mempelai pria dan orang tua tidak hadir.
Saat prosesi kami, calon pengantin dan orang tua mempelai pria hanya hadir saat ramah tamah saja.
Boleh tau nama channel YouTube-nya, Ko?
Terima kasih.
Permisi yaa sis, saya mau tanya apa sebelum tingjing itu harus diadakan pertemuan keluarga terlebih dulu? Setelah keluarga pria berkunjung ke rumah wanita, tapi ini sebelum acara tingjing acara saya di resto, apakah keluarga wanita juga harus berkunjung ke keluarga pria? Terima kasih.
ReplyDeleteHalo, terima kasih sudah mampir membaca.
DeleteTingjing dalam hal ini prosesi (acara) untuk mengesahkan lamaran.
Untuk menentukan bagiamana Tingjing akan dilaksanakan, pastinya baik jika keluarga pria membicarakan hal ini bersama keluarga wanita.
Kalau masih dalam satu daerah/kota, keluarga pria silaturahmi ke rumah keluarga perempuan juga tidak ada salahnya sekalian memperat tali silaturahmi.
Kalau berbeda kota, bisa lewat telpon juga..
Intinya agar kedua keluarga sama-sama sepakat.
Biasanya pihak pria yang ke keluarga wanita, karena dalam hal ini pihak pria yang akan "meminta" wanita untuk masuk ke keluarganya.
Anggapannya kunjungan "lamaran" secara pribadi sekalian membahas persiapan yang lebih detail, sedangkan Tingjing itu "lamaran" secara tradisi.
Kalau untuk berkunjung balik (dari keluarga wanita ke keluarga pria) sebelum Tingjing, sebenarnya tidak ada kewajiban seperti itu.
Tapi kalau ingin mempererat hubungan dan membahas tentang persiapan Tingjing sampai menikah lebih lanjut dan keluarga perempuan juga bersedia untuk berkunjung balik juga, ya, baik saja dilakukan.
Intinya lebih ke kenyamanan masing-masing keluarga saja.
Kebetulan kalau dari keluarga saya dan suami dulu, tidak ada batasan-batasan siapa yang harus mengunjungi siapa, asal memang niat dan ingin saling mengunjungi, ya, dilakukan saja. Begitu..
Semoga membantu, yaa...
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Ko kalau orangtua(papa) meninggal, apa ada tradisi/ketentuan bahwa anak hanya boleh menikah dalam 100 hari yah?
ReplyDeleteMohon infonya ko
Halo, Davin..
DeleteMaaf, ya, baru sempat menjawab.
Untuk tradisi seperti itu, jujur kami pun belum pernah tahu.
Apa sebelum Papa meninggal, kalian sudah merencanakan untuk menikah?
Kalau memang sudah direncanakan dalam kurun waktu dekat, Papa pun tahu rencana ini, dan kalian ada pertimbangan untuk tetap melanjutkan pernikahan, tidak apa untuk dilanjutkan.
Tapi kalau kesepakatan keluarga ingin menunda dulu sampai lewat 100 hari pun juga tidak apa.
Jadi, kembali lagi ke kesepakatan dua keluarga.
Karena menikah bukan sekedar tentang "tradisi" tapi lebih ke kesiapan dan kesepakatan kedua keluarga juga.
Semoga membantu, ya..
Terima kasih sudah mampir dan membaca.
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Halo saya ingin bertanya, apakah pembagian hampers ke keluarga & teman dibagikan pada saat prosesi Tingjing atau prosesi Sangjit?? Apakah hampers diberikan di kedua acara tersebut?? Terima kasih
ReplyDeleteHalo, maaf telat balasnya.
DeleteSemoga masih bisa membantu.
Untuk pembagian hampers, umumnya di Tingjing.
Tapi kalau keluarga juga mau membagikan saat Sangjit juga tidak apa.
Kembali ke maknanya lagi..
Sangjit itu seserahan antara kedua calon mempelai (jadi sebenarnya lebih privat).
Yang diberi "hongbao" biasanya hanya keluarga yang membantu membawa baki seserahan.
Lainnya biasanya lebih ke sajian makan saja.
Sedangkan Tingjing itu bisa istilahnya seperti lamaran.
Hampers diberikan ke keluarga & teman sebagai ucapan syukur dan terima kasih plus mohon doa dari mereka agar dilancarkan sampai seterusnya.
Semoga membantu, ya..
Terima kasih sudah mampir dan membaca..
Happy wedding preparation..
Haloo aku mau tanya donk.
ReplyDeleteKan kalo tingjing (pake jasa EO) yang mempersiapkan semuanya pihak wanita ya? Trs kan dibilang lalo pihak pria bawa baki sebagai tanda seserahan ke pihak wanita. Yg mau sy tanyakan, hampers yg akan dibagikan ke pihak keluarga dan kalung yg digunakan untuk "mengikat" itu siapa yg mempersiapkan?? Pihak pria atau wanita ya??
Halo juga..
DeleteMaaf, ya, baru sempat menjawab..
Acara Tingjing disiapkan keluarga wanita karena keluarga wanita "menjamu" keluarga pria untuk datang.
Jadi anggapannya "tuan rumah"-nya untuk Tingjing itu adalah pihak wanita.
Posisi keluarga pria untuk "melamar" wanitanya.
Dengan kata lain, pria membawa hantaran/seserahan sebagai "oleh-oleh" untuk melamar wanita di depan seluruh keluarganya.
Nah, hampers itu ada "bagian" dari barang hantaran (seserahan) dari yang dibawa oleh pria.
Sedangkan kalung itu adalah salah satu "media" yang ingin diberikan pria untuk mengikat wanitanya.
Kesimpulannya, hampers dan kalung disiapkan pria (yang mengunjungi untuk melamar).
Sedangkan yang siapkan tempat dan makanannya disiapkan wanita (yang akan dikunjungi untuk dilamar).
Semoga membantu, ya..
Terima kasih sudah mampir dan bertanya..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
halo sis, mau nanya,untuk pembawa dan penerim hantaran/baki,apakah ad kriteria khusus? terimakasih
ReplyDeleteHalo juga, salam kenal..
DeleteTerima kasih sudah mampir dan membaca..
Semoga belum terlambat menjawab pertanyaannya..
Untuk kriteria pembawa baki, biasanya orang yang masih single..
Dan yang menerima, orang yang sudah menikah..
Tapi sebenarnya, kembali menyesuaikan ke keadaan keluarga masing-masing dan kesepakatan kedua belah pihak, ya..
Sebagai contoh, saat Sangjit kami dulu, semua pembawa baki dari pihak pria adalah dari keluarga wanita karena memang saat itu keluarga suami hanya sedikit yang bisa datang (jarak yang jauh). Dan yang membawa baki tidak semua single, ada yang sudah menikah dan punya anak juga, hehehe..
Jadi semua kembali ke keluarga masing-masing, ya..
Apalagi dengan situasi pandemi seperti ini..
Semoga membantu, ya..
Selamat mempersiapkan wedding day..
halo kak mau tanya, kalau beda kota sebaiknya sangjitnya bagaimana ya kak? kalau dari pihak cowok hanya diwakilkan dari saudara ibuny cowok apakah gpp y dan saudara cowok yg sudah menikah (2 orang) menurut kak bagusnya bagaimana ya kak? makasi banyak kak
ReplyDeleteHalo, salam kenal..
DeleteTerima kasih untuk pertanyaannya..
Maaf baru sempat balas, ya.. Semoga masih pas waktunya..
Kebetulan ini sama dengan kami dulu..
Keluarga suami yang datang hanya keluarga inti dan 1 orang tante..
Jadi, untuk Sangjit, yang mewakili hanya tante dan saudara kandung yang juga sudah menikah..
Yang bawa baki hantaran justru dari keluarga wanita semua, hehehe..
Jadi kalau keluarga sepakat dengan kondisi seperti itu, dijalankan saja, tidak apa..
Semua kembali ke kondisi, toleransi, dan kesepakatan kedua belah pihak, ya..
Semoga membantu..
Happy wedding preparation, ya..
halo kak, makasih ya infonya. kak aku mau tanya, kalau misalkan sangjit-tingjing-tinghun secara bersamaan dilakukan 3 bulan sebelum hari pernikahan gimana ya? tapi tanggal sudah ditentukan. ini karena pasangan saya kerja di luar negeri dan terbatas aturan perusahaan untuk cuti. dan juga dia non-Chinese, jadi rasanya pelaksanaan ini hanya untuk menghormati keluarga saya saja. terima kasih banyak.
ReplyDeleteHalo, Dev..
DeleteSalam kenal..
Terima kasih sudah mampir dan membaca..
Wah, ini kondisinya persis dengan kami, hehe..
Kalau kedua keluarga sepakat untuk digabung, tidak apa..
Yang terpenting, sama-sama tahu maknanya mana yang mau diambil..
Tingjing-Tinghun-Sangjit itu tidak semua harus dilaksanakan dalam bentuk acara formal.
Biasanya Sangjit itu dilakukan dekat dengan hari pernikahan satu minggu/satu hari sebelumnya karena tujuannya memang sebagai simbol bahwa calon suami siap menafkahi istri. Itu kenapa adanya seserahan (Sangjit).
Sedangkan Tingjing/Tinghun ini sebagai lamaran/tunangan, tidak harus dilakukan dua-duanya. Salah satu pun tidak apa.
Karena tujuannya sebagai pembuka orbolan bahwa sang pria akan meminang wanita untuk dijadikan istrinya.
Tapi..
Semua kembali lagi ke kedua keluarga, ya..
Misal mau digabung di 3 bulan sebelum pernikahan juga tidak apa..
Kalau usul dari saya dan berdasarkan pengalaman kami, didekatkan ke hari pernikahan juga oke (1-3 hari sebelum menikah, misalnya)..
Lebih menghemat waktu juga.
Semoga membantu, ya..
Happy wedding preparation..
Wah terima kasih ya, Kak Ricca, sudah menjawab dengan detail.
DeleteKak kalo boleh aku mau tanya, dulu untuk menentukan tanggal untuk semua prosesi mengikuti tanggal baik gitu gak? Atau penghitungan tanggal baiknya cuma untuk hari pernikahan nya?
Saya dan pasangan sedang tersandung ciong. Keluarga saya sangat mempercayai itu, jadi akhirnya malah tidak diperbolehkan untuk menggelar acara apapun sampai nanti Imlek tahun 2022. Padahal rencananya tahun ini mau engagement. Sejujurnya kami sendiri lebih percaya dengan agama, saya sebagai pihak Chinese juga percaya kalau di tahun ciong, engagement pun tidak boleh dilakukan.
Dulu waktu pernikahan Kak Ricca, apakah dilakukan penghitungan tanggal baik menggunakan shio juga?
Terima kasih kak..
Halo, Dev..
DeleteKami juga menentukan tanggal dengan menggunakan shio juga, tapi memang tidak menjadi patokan dari penanggalan Chinese saja.
Semua option dipakai, mana yang ada tanggal baik untuk menikah, itu yang kami ambil.
Jadi waktu itu, akhirnya diberi pilihan beberapa tanggal di bulan yang sekiranya pasangan bisa kembali ke Indonesia dan kami yang memutuskan untuk tanggal mana yang mau diambil.
Dan kami pilih di tanggal yang kami semua memang bisa.
Memang melihat tanggal baik itu juga jadi pertimbangan, tapi mungkin bisa cari sumber lain juga sebagai optional.
Misal tanggal baik untuk menikah di tahun tersebut atau di bulan-bulan yang diinginkan.
Semoga membantu sedikit banyak, ya..
Kalau mau kontak lebih lanjut, bisa DM ke IG @ping2ricca juga, ya..
hallo kak, jika dalam masa pandemi ini kita mau hilangkan acara sangjit, terus bagaimana dengan seserahan itu seperti seperangkat perhiasan dan uang susu dan uang pesta. kenapa sangjit di lewatkan ? karena dari phiak keluarga laki laki takut dengan covid .
ReplyDeleteapakah boleh kita bilang ke keluarga laki laki tentang seperangkat perhiasan dan uang susu / uang pestanya sebagai wajib yang harus dilakukan ?
dimohon sarannya kak
Halo, Stefan..
DeleteMaaf baru membalas. Semoga masih sempat membantu, ya..
Kalau kedua keluarga sepakat untuk membuat acara Sangjit yang sederhana dan hanya keluarga inti saja, silakan dijalankan saja..
Mengingat adanya pandemi, segala sesuatunya perlu disesuaikan dengan kesepakatan kedua belah pihak, termasuk seserahan apa saja yang ingin dibawa.
Uang susu dan uang pesta memang sudah jadi tradisi.
Sedangkan perhiasan, pakaian, dan lainnya bisa didiskusikan dengan pihak keluarga wanita juga..
Masing-masing barang seserahan punya makna yang berbeda-beda. Jadi silakan disesuaikan dengan kesepakatan bersama, ya..
Semoga membantu..
Selamat mempersiapkan pernikahan, ya..
Tlg tanya, apa boleh potong rambut setelah tinjing tetapi tetap di hari yang sama? Thank you
ReplyDeleteHalo, salam kenal, Diana..
DeleteUntuk hal potong rambut, saya kurang paham hubungannya dengan Tingjing..
Kalau boleh tahu, apa yang dikhawatirkan dengan potong rambut setelah Tingjing?
Halo, mau nanya,, untuk baki seserahan dari pihak cowok itu sama hampers yang dipasang di dekor atau beda? maksudnya apakah hampers yang dari pihak cowo nantik diletakkan di meja dekor?xiexie
ReplyDeleteHalo..
DeleteTerima kasih sudah mampir ke blog ini..
Ini untuk prosesi yang mana?
Kalau tempatnya cukup, semua ditaruh di meja dekor juga tidak apa..
Misal tempat terbatas, bisa disesuaikan dengan jumlahnya..
Biasanya masing-masing barang jumlahnya genap..
Semoga membantu..
Selamat mempersiapkan pernikahan, ya..
hallo,
ReplyDeletemohon ketersediaan cece utk jwb ya hehe :)
mau tanya :
1.) kalau uang susu uang pesta dll itu diberikan ketika kalungan atau sangjit yah ?
2.) jadi nanti kue2 yg dijadikan seserahan itulah yg dijadikan jg sbg hampers utk dibagi2kan ke saudara yg dtg ?
thanks
Halo, Cynthia..
DeleteTerima kasih sudah mampir ke blog ini..
1. Uang susu, uang pesta diberikan saat Sangjit.
2. Untuk kue2, biasanya diserahkan saat Tingjing/kalungan. Nantinya bisa dibagikan ke keluarga.
Tapi kalau seserahan saat Sangjit, beda lagi.
Seserahan yang dimaksud, bisa berupa emas, pakaian, buah-buah, dan beberapa barang lain.
Untuk selanjutnya juga ada di artikel Sangjit (https://byric-kurniawan.blogspot.com/2017/12/sangjit-chinese-prewedding-ceremony.html)
Semoga membantu, ya..
Selamat mempersiapkan wedding..
Halo ce, mau nanya kalau boleh. Kita tinggal di Sydney ce dan banyak halangan karena covid.
ReplyDeleteKarena Covid, orang tua pihak cowok ga bisa hadir. gmn prosesi tingjingny ce?rencananya cuman video call, yang kalungin nanti siapa yg wakilkan ce?pihak cowok ga ad keluarganya di Sydney. cuman ad keluarga dan orang tua pihak cewek. Apakah juga beda yah ce ma proses yg kebarat2an yang nanya will you marry me gitu?kalau ga seserahan cuman kalungin aj boleh ce? Terima kasih
Halo, Desi..
DeleteTerima kasih sudah mampir baca..
Karena sekarang kondisi memang tidak memungkinkan, paling baik adalah mencari jalan tengah dengan kedua keluarga.
Apa kalian berdua punya kerabat atau teman dekat yang lebih senior?
Mungkin kalian bisa minta bantuan mereka untuk prosesi pengalungan.
Tapi kembali lagi, pastikan orang tua pihak cowok juga sudah setuju.
Untuk kebarat-baratan, misal hanya kalian berdua sebenarnya tidak apa.
Tapi kembalikan lagi ke orang tua kalian masing-masing, apakah mereka setuju kalau hanya dengan "will you marry me?" begitu, tanpa perlu prosesi pengalungan privasi atau sampai dibuatkan acara Tingjing.
Misal semua keluarga tidak ada masalah, silakan jalan saja.
Tujuan pernikahan itu salah satunya mempersatukan dua keluarga dari pihak cowok & cewek.
Jadi, untuk persiapan pernikahan, mulai dari lamaran sampai hari H, mau pakai adat atau prosesi apapun, kembali lagi ke kesepakatan dua keluarga..
Kalau dua2nya happy dan menerima, silakan lanjut..
Semoga membantu, ya..
Happy wedding preparation..
Halo mau tanya, kalo untuk baki kan harus jumlah genap, nah genap itu udah termasuk sama baki balasan atau belum? Contoh: (3 baki lamaran 3 baki balasan = 6 genap)/(4 baki lamaran 4 baki balasan = 8 genap)
ReplyDeleteApakah boleh:
Ganjil + ganjil = genap?
Atau harus
Genap + genap = genap?
lalu apakah boleh jika hanya ingin 2 baki lamaran + 2 baki balasan
Mengingat jumlah total 4
Atau
1 baki lamaran + 1 baki balasan
sudah dapat dibilang genap? atau termasuk ganjil?
Terima kasih banyak semoga berkenan membantu jawab
Halo, salam kenal..
DeleteGenap itu dari 1 pihak..
Jadi lebih ke: 2 baki antar + 2 baki balasan..
Karena dari masing-masing pihak saling memberi berpasang-pasangan.
Bukan dijumlah baki dari pihak laki-laki dan pihak perempuan.
Pihak laki-laki sendiri, pihak perempuan sendiri karena seserahan, kan, sifatnya belum jadi satu keluarga.
Setelah pernikahan terjadi, barulah keluarganya bergabung..
Boleh minimal masing-masing 2 baki.
Untuk 4 baki kurang disarankan, tapi kalau hanya ada 4 jenis, bisa diakali dengan barangnya dipisah ke 2 baki lagi, jadi total ada 6 baki.
Semoga membantu, ya..
Happy wedding preparation!
Hallo .. mau tanya
ReplyDeleteSaya orang tua dari pihak laki2
Apa saja yg harus kami bawa jika mau tingjing atau lamaran ke pihak wanita .. dan apakah bisa sekalian dg acara tukar cincin/tunangan. Terimakasih 😊