Sangjit: Seserahan Tradisi Tionghoa (Pre-wedding Ceremony in Chinese Tradition)
Selanjutnya, setelah prosesi Tingjing dan/atau* Tinghun adalah Sangjit.
*jika hanya salah satu yang dilaksanakan atau bahkan tidak dilaksanakan sama sekali
Sangjit adalah prosesi yang hampir pasti dilakukan oleh semua calon mempelai Tionghoa.
Mengapa begitu?
Karena prosesi ini sama saja dengan prosesi Seserahan adat manapun di Indonesia pada umumnya.
Dan di prosesi inilah seserahan diberikan dari keluarga calon mempelai pria kepada keluarga calon mempelai wanita sebagai simbol bahwa sang wanita akan "diambil" untuk menjadi bagian dari keluarga mempelai pria.
Mari langsung masuk pada pembahasannya.
3. Sangjit
Istilah Sangjit cukup populer dalam prosesi pernikahan menurut tradisi Tionghoa.
Namun sejak kecil, saya kurang familiar dengan istilah ini karena dalam keluarga saya yang tinggal di daerah Kendari dan Makassar, prosesi ini lebih sering disebut Song Ping (baca: song phing) dan Song Jiajuan (baca: song ciacuang).
Kedua prosesi ini dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga calon mempelai.
Song Ping dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai pria yang mengantarkan seserahan ke keluarga calon mempelai wanita.
Sedangkan Song Jiajuan dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai wanita dengan membawa/mengantarkan barang-barang pribadi sang calon mempelai wanita ke rumah calon mempelai pria, sebagai lambang bahwa calon mempelai wanita sudah siap tinggal dan hidup bersama sang suami.
Semua prosesi ini, baik Song Ping, Song Jiajuan, maupun Sangjit itu sendiri dilakukan seminggu atau sehari sebelum acara pernikahan sesuai dengan kesepakatan antar keluarga.
Masing-masing prosesi ini akan saya jelaskan lebih detail terlebih dahulu sebelum masuk ke inti prosesi Sangjit yang suami dan saya lakukan menjelang hari pernikahan.
Jika ingin skip penjelasan tentang kedua prosesi ini, bisa langsung scroll ke bawah untuk baca poin c tentang pengalaman Sangjit kami.
a. Song Ping
Prosesi Song Ping adalah prosesi yang paling umum yang dilakukan untuk Sangjit di zaman sekarang ini.
Dalam prosesi ini, keluarga calon mempelai pria akan membawa sejumlah seserahan untuk keluarga calon mempelai wanita sebagai tanda bahwa sang pria siap untuk memenuhi semua kebutuhan sang wanita dalam kehidupan berumah tangga kelak.
Jumlah seserahan yang diberikan selalu genap. Sama seperti saat Tingjing, seserahan berjumlah genap melambangkan bahwa kelak semua kebutuhan keluarga baru ini akan tergenapi. Selain itu, semua hal yang digunakan dan dilakukan dalam prosesi pernikahan tradisi Tionghoa ini selalu genap atau berpasang-pasangan.
Pada saat Song Ping, mempelai pria dan orang tua mempelai pria sebenarnya tidak perlu mengikuti prosesi. Yang membawa baki seserahan cukup anggota keluarga yang belum menikah.
Sedangkan yang menyambut di pintu rumah calon mempelai wanita adalah anggota keluarga yang sudah menikah.
Setelah penyambutan, sepasang dari anggota keluarga pria yang sudah menikah akan mewakili orang tua calon mempelai pria untuk menyerahkan seserahan secara simbolis kepada perwakilan keluarga calon mempelai wanita.
Dalam hal ini, sebaiknya masing-masing perwakilan adalah yang lebih senior atau yang dituakan.
Namun jika anggota keluarga terbatas, bisa disesuaikan dengan keadaan.
Untuk pihak penerima seserahan juga bisa dilakukan oleh orang tua calon mempelai wanita.
Selanjutnya, barang-barang yang dibawa untuk seserahan saat Song Ping yaitu:
(i) Uang susu dan uang mahar
Kedua jenis uang ini dimasukkan ke dalam Hongbao (umumnya disebut Angpao) yang sudah memiliki tanda.
Uang susu adalah uang yang menjadi simbol untuk membayar semua jerih payah ibu sang calon mempelai wanita yang telah menyusui, membesarkan, dan memelihara sang calon mempelai wanita sebelum menjadi istri sang calon mempelai pria. Uang susu ini akan diambil seluruhnya oleh ibu calon mempelai wanita. Jumlah uang susu adalah keputusan keluarga calon mempelai pria sebagai penghargaan untuk calon ibu mertua.
Uang mahar, atau biasa juga disebut uang pesta, adalah uang untuk membiayai pesta pernikahan. Uang ini hanya akan diambil sebagian oleh keluarga calon mempelai wanita, karena jika diambil semua, artinya biaya pesta akan menjadi tanggungan keluarga mempelai wanita sepenuhnya. Jumlah uang mahar sebenarnya juga menjadi keputusan keluarga calon mempelai pria atau bisa juga kesepakatan kedua belah pihak. Namun karena uang mahar pun sebenarnya hanya sebagai simbol, ada dua alternatif pemberian jumlah uang mahar yang sering dilakukan.
- Alternatif 1: Uang mahar diberikan dalam jumlah yang telah disepakati, misal Rp 8.000.000. Maka uang yang diambil oleh keluarga calon mempelai wanita hanya mengambil Rp 2.000.000 saja. Atau bisa juga separuhnya Rp 4.000.000. Atau lainnya lagi, hanya mengambil selembar uang teratas dan selembar uang terbawah (misal uang pecahan Rp 100.000, jadi yang diambil hanya Rp 200.000).
- Alternatif 2: Uang mahar diberikan dengan susunan masing-masing pecahan mata uang lembaran, yaitu Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000 (bisa disesuaikan dengan mata uang yang digunakan atau dengan mata uang yang tersedia). Jadi total mahar Rp 188.000. Alternatif kedua ini juga memiliki makna bahwa rejeki rumah tangga kedua calon mempelai akan diteruskan hingga 7 turunan (karena jumlah pecahannya ada tujuh kali, ya..). Cara keluarga calon mempelai wanita mengambil uang mahar pada alternatif kedua ini bisa disesuaikan seperti alternatif pertama.
(ii) Pakaian atau kain
Untuk barang seserahan ini, biasanya cukup banyak "pengikut"nya. Maksudnya, selain pakaian atau kain yang diberikan dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, ada beberapa aksesoris tambahan yang sering disertakan, seperti tas tangan, sepatu, jam tangan. Calon mempelai wanita biasanya juga boleh turut andil untuk menentukan aneka barang ini.
Jika di adat Jawa, biasanya item ini diberikan untuk keperluan sang wanita dari kepala hingga kaki. Jadi beberapa barang seperti perhiasan, alat make-up, alat mandi, pakaian dalam, handuk, dan lain-lain juga diikutkan sebagai barang seserahan.
Pakaian atau kain ini juga melambangkan bahwa calon mempelai pria akan memenuhi segala kebutuhan sandang sang mempelai wanita.
Untuk balasan, keluarga calon mempelai wanita juga akan memberikan pakaian kepada keluarga calon mempelai pria. Biasanya yang diberikan berupa kemeja, celana panjang, ikat pinggang, dompet sepatu (tambah jam tangan juga boleh) yang akan dipakai oleh calon mempelai pria pada hari pernikahan.
(iii) Dua pasang lilin merah
Lilin ini dilambangkan sebagai cahaya yang melindungi calon keluarga baru dari segala pengaruh negatif. Lilin-lilin ini biasanya memiliki motif naga dan burung phoenix (atau burung hong) dan sudah dijual berpasangan. Ketika mengembalikan seserahan, satu pasang lilin diambil oleh keluarga calon mempelai wanita dan satu pasang lagi dikembalikan ke keluarga calon mempelai pria.
(iv) Arak atau wine atau champagne
Item ini cukup 2 botol saja. Pada saat pengembalian seserahan, keluarga calon mempelai wanita mengambil semuanya dan dibalas dengan 2 botol sirup merah.
(v) Buah-buahan
Buah memiliki banyak makna dan lambang, seperti kesejahteraan, kedamaian, rejeki. Buah apel, jeruk, pir, buah-buah manis lainnya atau buah kaleng bisa dijadikan alternatif dalam item seserahan ini. Jumlah buah-buahan pun harus genap dan nantinya dikembalikan sebagian kepada keluarga calon mempelai pria.
(vi) Babi
Zaman dulu, keluarga calon mempelai pria biasanya membawakan satu ekor babi panggang kepada keluarga calon mempelai wanita. Namun di zaman sekarang bisa disesuaikan dengan babi kaleng (kaki babi atau makanan mengandung babi dalam kaleng sejenisnya). Jika menggunakan makanan kaleng, jumlah barang juga genap, ya. Sama seperti barang lain, babi kaleng juga dikembalikan sebagian ke keluarga calon mempelai pria. (Tapi saya juga belum tahu bagaimana pengembaliannya, jika yang diberikan adalah babi utuh seekor.)
(vii) Lain-lain
Karena ada beberapa suku Tionghoa yang juga memiliki kepercayaan untuk lambang barang seserahan yang berbeda-beda, maka ada item lain yang bisa ditambahkan dalam barang seserahan Song Ping ini, seperti:
- Misoa, sebagai lambang umur panjang. Rumah tangga yang bertahan lama.
- Permen atau manisan, agar keluarga kedua calon mempelai terus harmonis (manis seperti permen).
- Kue mangkok, sebagai lambang kelimpahan dan keberuntungan.
Semua barang ini, jika ingin diikutsertakan, harus dalam jumlah genap dan dikembalikan sebagian kepada keluarga calon mempelai pria.
Sebagai catatan, jika memungkinkan, semua barang seserahan, setiap itemnya, diberikan sticker bertuliskan Xi (囍), atau sering disebut Shuangxi dan juga diikat pita merah.
Untuk penutupan prosesi Song Ping, bisa dilakukan ramah tamah yang disediakan oleh keluarga calon mempelai wanita. Kemudian, orang tua calon mempelai wanita akan mengembalikan sebagian barang seserahan seperti yang sudah dijelaskan di atas dan juga ditambah dengan kue (tart atau cake) kepada keluarga calon mempelai pria. Anggota keluarga yang tadi membawa baki hantaran yang juga akan membawa pulang kembali baki balasannya.
Nah, pada saat anggota keluarga calon mempelai pria hendak keluar dari rumah calon mempelai wanita, ayah dari calon mempelai wanita akan memberikan Hongbao berisi uang sebagai ucapan terima kasih kepada para pembawa baki.
Sebagian besar dari prosesi Song Ping ini kami lakukan untuk prosesi Sangjit kami. Untuk detail dan urutannya, akan diuraikan di poin c, ya..
Lanjut ke prosesi Song Jiajuan...
b. Song Jiajuan
Untuk prosesi ini rasanya sudah jarang dilakukan oleh calon pengantin Tionghoa di masa sekarang.
Song Jiajuan umumnya dilakukan setelah prosesi Song Ping selesai.
Jadi, setelah semua anggota keluarga calon mempelai pria pulang, giliran keluarga calon mempelai wanita yang bersiap-siap untuk membawa barang calon mempelai wanita untuk ditata di rumah calon mempelai pria.
Anggota keluarga dari calon mempelai wanita ini biasanya adalah wanita atau ibu-ibu yang telah menikah, di luar orang tua calon mempelai wanita itu sendiri.
Pembukaan prosesi ini kurang lebih mirip dengan Song Ping. Anggota keluarga calon mempelai wanita membawa barang-barang sang wanita ke rumah calon mempelai pria, lalu disambut oleh anggota keluarga calon mempelai pria yang sudah menikah.
Tetapi selanjutanya, anggota keluarga calon mempelai wanita membawa barang tersebut ke kamar pengantin yang sudah disiapkan di rumah sang pria. Barang-barang sang wanita kemudian ditata di dalam lemari pengantin. Selain itu, anggota keluarga juga mempersiapkan (merapikan) tempat tidur sang calon pengantin.
Prosesi ini melambangkan bahwa sang calon mempelai wanita sudah siap untuk hidup bersama calon suaminya kelak.
Barang-barang yang dibawa oleh anggota keluarga calon mempelai wanita untuk "mengisi rumah baru"-nya, antara lain:
- pakaian baru, semuanya harus baru, mulai dari baju, celana/rok, bahkan pakaian dalam. Jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan calon mempelai wanita.
- alat mandi, yaitu peralatan untuk mandi seperti handuk, sabun, sikat gigi, dan lain-lain sesuai kebutuhan sang wanita. Alat make-up pun boleh diikutsertakan.
- sprey dan selimut, yang akan digunakan untuk tempat tidur pengantin.
- pispot. Zaman dulu, karena belum ada kamar mandi di dalam kamar, para calon mempelai wanita akan menyediakan pispot untuk kamar barunya bersama sang suami.
- barang elektronik. Jika calon mempelai wanita cukup mampu, biasanya barang-barang seperti setrika, televisi, kulkas, rice cooker, microwave, bahkan mesin jahit boleh dibawa ke rumah calon suaminya.
Umumnya pakaian, alat mandi, sprey dan selimut dimasukkan dalam koper. Koper inilah yang dibawa oleh anggota keluarga calon mempelai wanita. Jadi bentuknya bukan dalam box/kotak atau baki hantaran lagi.
Penutupan prosesi ini bisa dilakukan dengan ramah tamah antar keluarga yang disediakan oleh keluarga calon mempelai pria.
Sebenarnya kami pun tidak melakukan prosesi Song Jiajuan ini, karena keluarga pria tidak menetap di kota tempat kami melaksanakan acara pernikahan. Oleh karena itu, prosesi ini bisa di-skip.
Untuk dokumentasi pun sulit kami temukan karena prosesi ini sudah sangat jarang dilakukan.
c. Sangjit yang kami lakukan
Nah.. Sejujurnya, semua hal di atas membuat saya masih kurang mendalami tentang prosesi Sangjit yang sebenarnya. Saya juga sering mempertanyakan, apakah hanya prosesi Song Ping atau kedua prosesi itu digabungkan?
Tapi tidak masalah, karena semua berdasarkan kesepakatan antara kedua keluarga, jadi berikut saya ceritakan pengalaman prosesi Sangjit kami.
Terlepas dari semua penjelasan di atas, berikut rangkaian prosesi Sangjit yang sudah kami laksanakan beserta barang hantaran/seserahan yang kami pakai.
Urutan Prosesi
1. Persiapan Baki Hantaran
- Baki hantaran dipersiapkan dari kediaman calon mempelai pria.
- Kemudian baki hantaran diserahkan secara simbolis dari orang tua calon mempelai pria kepada perwakilan keluarga.
- Sedangkan Baki hantaran lainnya diberikan kepada anggota keluarga yang lebih muda untuk siap dibawa ke rumah calon mempelai wanita.
2. Penyambutan Keluarga
- Saat tiba di rumah calon mempelai wanita, anggota keluarga calon mempelai wanita yang sudah menikah bersiap untuk menyambut anggota keluarga calon mempelai pria.
- Di prosesi penyambutan ini, orang tua calon mempelai pria dan sang pria-nya tidak boleh ikut dulu, ya..
3. Serah Terima Seserahan
- Setelah penyambutan, dilakukan serah terima baki seserahan secara simbolis dari perwakilan keluarga calon mempelai pria kepada orang tua calon mempelai wanita.
- Kemudian semua baki hantaran yang dibawa oleh anggota keluarga lainnya ditata di atas meja Sangjit.
4. Kedatangan Calon Mempelai Pria
- Setelah prosesi serah terima dan penataan baki selesai, calon mempelai pria berserta orang tua baru boleh datang ke rumah calon mempelai wanita untuk bertemu dengan seluruh keluarga calon mempelai wanita (tentunya beserta calon mempelai wanitanya juga, dong..)
- Di saat ini, calon mempelai pria membawakan bunga untuk calon mempelai wanita (entah ide improvisasi romantis dari mana yang kami lakukan ini >.<).
- Selanjutnya, calon mempelai pria diperkenalkan oleh calon mempelai wanita kepada seluruh keluarga, baik yang sudah kenal maupun belum.
5. Ramah Tamah
- Setelah semua keluarga diperkenalkan, dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
- Tapi sebelum berfoto, kami sempat melakukan Tinghun sebagai simbolis penukaran cincin pertunangan. Prosesi ini juga tidak masalah jika tidak dilakukan.
- Setelah sesi foto selesai, dilanjutkan dengan speech dari perwakilan keluarga calon mempelai pria sebagai penanda bahwa kedua keluarga akan segera bersatu. Selain itu sebagai sesi perkenalan kembali bersama seluruh keluarga.
- Sepatah dua kata yang dilakukan dilanjutkan dengan berdoa bersama.
- Setelah berdoa, lanjut dengan santap siang bersama.
6. Penutupan
- Jika seluruh keluarga sudah selesai menikmati makan siang dan bersiap untuk pulang, orang tua calon mempelai wanita mulai mempersiapkan baki balasan yang akan dibawa kembali oleh keluarga calon mempelai pria.
- Anggota keluarga calon mempelai wanita lainnya sudah siap menunggu di depan pintu rumah untuk mengantar keluarga calon mempelai pria yang akan pulang.
- Pada saat pengantaran di depan pintu rumah, oang tua calon mempelai wanita menyiapkan Hongbao dan diberikan kepada anggota keluarga calon mempelai pria yang membawa baki.
Semua prosesi ini kami lakukan mulai pukul 10:00 pagi hingga pukul 13:00.
Kesepakatan waktu kami diskusikan agar pas hingga waktu makan siang.
Hal ini bisa disepakati oleh kedua belah pihak.
Sebagian besar calon pengantin melakukan prosesi Sangjit dari pagi hingga siang hari.
Barang untuk Baki Hantaran/Seserahan
Singkat saja, item yang dipakai untuk seserahan versi kami adalah:
(i) uang susu dan uang mahar yang dimasukkan dalam Hongbao
(ii) pakaian, perhiasan, tas tangan, sepatu, jam tangan, handuk, pakaian dalam, alat mandi, alat makeup
(iii) dua pasang lilin merah
(iv) dua botol wine (awalnya kami mau menggunakan sake yang dibawa oleh Bayu dari Jepang, tetapi karena "pakaian" untuk botolnya kurang pas, jadinya tetap pakai wine)
(v) buah apel dan buah kaleng
(vi) kaki babi kaleng
(vii) misoa
(viii) permen
Sejauh ini, semua hal mengenai Sangjit yang kami ketahui dan lakukan sudah tertuang di artikel ini.
Jika ingin tambahan informasi mengenai prosesi ini, bisa juga dilihat di blog ini juga.
Artikel selanjutnya akan langsung membahas mengenai hari H pernikahan, yaitu tradisi Tea Pai.
Artikel sebelumnya: Tingjing dan Tinghun membahas tentang lamaran dan pertunangan dalam tradisi Tionghoa.
Semoga bermanfaat dan happy wedding preparation!
Oh! And..
Merry Christmas 2017 and Happy New Year 2018!
---^^---
Sumber artikel Tingjing, Tinghun, Sangjit:
1. Ask the experts
2. Pengalaman pribadi
3. Website-website berikut:
- http://www.tionghoa.info/sangjit-dalam-budaya-tionghoa/
- http://www.tionghoa.info/inilah-8-tahapan-prosesi-sangjit-bagi-yang-ingin-menikah/
- https://www.pegipegi.com/travel/tingjing-tradisi-lamaran-tionghoa-yang-sudah-mulai-ditinggalkan/
*jika hanya salah satu yang dilaksanakan atau bahkan tidak dilaksanakan sama sekali
| Sangjit Bayu & Ricca | |
Sangjit adalah prosesi yang hampir pasti dilakukan oleh semua calon mempelai Tionghoa.
Mengapa begitu?
Karena prosesi ini sama saja dengan prosesi Seserahan adat manapun di Indonesia pada umumnya.
Dan di prosesi inilah seserahan diberikan dari keluarga calon mempelai pria kepada keluarga calon mempelai wanita sebagai simbol bahwa sang wanita akan "diambil" untuk menjadi bagian dari keluarga mempelai pria.
Mari langsung masuk pada pembahasannya.
3. Sangjit
Istilah Sangjit cukup populer dalam prosesi pernikahan menurut tradisi Tionghoa.
Namun sejak kecil, saya kurang familiar dengan istilah ini karena dalam keluarga saya yang tinggal di daerah Kendari dan Makassar, prosesi ini lebih sering disebut Song Ping (baca: song phing) dan Song Jiajuan (baca: song ciacuang).
Kedua prosesi ini dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga calon mempelai.
Song Ping dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai pria yang mengantarkan seserahan ke keluarga calon mempelai wanita.
Sedangkan Song Jiajuan dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai wanita dengan membawa/mengantarkan barang-barang pribadi sang calon mempelai wanita ke rumah calon mempelai pria, sebagai lambang bahwa calon mempelai wanita sudah siap tinggal dan hidup bersama sang suami.
Semua prosesi ini, baik Song Ping, Song Jiajuan, maupun Sangjit itu sendiri dilakukan seminggu atau sehari sebelum acara pernikahan sesuai dengan kesepakatan antar keluarga.
Masing-masing prosesi ini akan saya jelaskan lebih detail terlebih dahulu sebelum masuk ke inti prosesi Sangjit yang suami dan saya lakukan menjelang hari pernikahan.
Jika ingin skip penjelasan tentang kedua prosesi ini, bisa langsung scroll ke bawah untuk baca poin c tentang pengalaman Sangjit kami.
a. Song Ping
Prosesi Song Ping adalah prosesi yang paling umum yang dilakukan untuk Sangjit di zaman sekarang ini.
Dalam prosesi ini, keluarga calon mempelai pria akan membawa sejumlah seserahan untuk keluarga calon mempelai wanita sebagai tanda bahwa sang pria siap untuk memenuhi semua kebutuhan sang wanita dalam kehidupan berumah tangga kelak.
Jumlah seserahan yang diberikan selalu genap. Sama seperti saat Tingjing, seserahan berjumlah genap melambangkan bahwa kelak semua kebutuhan keluarga baru ini akan tergenapi. Selain itu, semua hal yang digunakan dan dilakukan dalam prosesi pernikahan tradisi Tionghoa ini selalu genap atau berpasang-pasangan.
| Prosesi Song Ping Dimulai dari Persiapan di Kediaman Calon Mempelai Pria | |
| Orang Tua Calon Mempelai Pria Menyerahkan Barang Seserahan kepada Perwakilan Keluarga sebelum Dibawa ke Rumah Calon Mempelai Wanita | |
Pada saat Song Ping, mempelai pria dan orang tua mempelai pria sebenarnya tidak perlu mengikuti prosesi. Yang membawa baki seserahan cukup anggota keluarga yang belum menikah.
Sedangkan yang menyambut di pintu rumah calon mempelai wanita adalah anggota keluarga yang sudah menikah.
| Anggota Keluarga Pria yang Belum Menikah Membawa Baki Hantaran | |
| Anggota Keluarga Wanita yang Sudah Menikah Menyambut Kedatangan Anggota Keluarga Pria | |
Setelah penyambutan, sepasang dari anggota keluarga pria yang sudah menikah akan mewakili orang tua calon mempelai pria untuk menyerahkan seserahan secara simbolis kepada perwakilan keluarga calon mempelai wanita.
Dalam hal ini, sebaiknya masing-masing perwakilan adalah yang lebih senior atau yang dituakan.
Namun jika anggota keluarga terbatas, bisa disesuaikan dengan keadaan.
Untuk pihak penerima seserahan juga bisa dilakukan oleh orang tua calon mempelai wanita.
| Serah Terima Seserahan secara Simbolis dari Keluarga Calon Mempelai kepada Orang Tua Calon Mempelai Wanita | |
Selanjutnya, barang-barang yang dibawa untuk seserahan saat Song Ping yaitu:
(i) Uang susu dan uang mahar
Kedua jenis uang ini dimasukkan ke dalam Hongbao (umumnya disebut Angpao) yang sudah memiliki tanda.
Uang susu adalah uang yang menjadi simbol untuk membayar semua jerih payah ibu sang calon mempelai wanita yang telah menyusui, membesarkan, dan memelihara sang calon mempelai wanita sebelum menjadi istri sang calon mempelai pria. Uang susu ini akan diambil seluruhnya oleh ibu calon mempelai wanita. Jumlah uang susu adalah keputusan keluarga calon mempelai pria sebagai penghargaan untuk calon ibu mertua.
Uang mahar, atau biasa juga disebut uang pesta, adalah uang untuk membiayai pesta pernikahan. Uang ini hanya akan diambil sebagian oleh keluarga calon mempelai wanita, karena jika diambil semua, artinya biaya pesta akan menjadi tanggungan keluarga mempelai wanita sepenuhnya. Jumlah uang mahar sebenarnya juga menjadi keputusan keluarga calon mempelai pria atau bisa juga kesepakatan kedua belah pihak. Namun karena uang mahar pun sebenarnya hanya sebagai simbol, ada dua alternatif pemberian jumlah uang mahar yang sering dilakukan.
- Alternatif 1: Uang mahar diberikan dalam jumlah yang telah disepakati, misal Rp 8.000.000. Maka uang yang diambil oleh keluarga calon mempelai wanita hanya mengambil Rp 2.000.000 saja. Atau bisa juga separuhnya Rp 4.000.000. Atau lainnya lagi, hanya mengambil selembar uang teratas dan selembar uang terbawah (misal uang pecahan Rp 100.000, jadi yang diambil hanya Rp 200.000).
- Alternatif 2: Uang mahar diberikan dengan susunan masing-masing pecahan mata uang lembaran, yaitu Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000 (bisa disesuaikan dengan mata uang yang digunakan atau dengan mata uang yang tersedia). Jadi total mahar Rp 188.000. Alternatif kedua ini juga memiliki makna bahwa rejeki rumah tangga kedua calon mempelai akan diteruskan hingga 7 turunan (karena jumlah pecahannya ada tujuh kali, ya..). Cara keluarga calon mempelai wanita mengambil uang mahar pada alternatif kedua ini bisa disesuaikan seperti alternatif pertama.
| Item Seserahan: Hongbao Berisikan Uang Susu dan Uang Mahar | |
(ii) Pakaian atau kain
Untuk barang seserahan ini, biasanya cukup banyak "pengikut"nya. Maksudnya, selain pakaian atau kain yang diberikan dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, ada beberapa aksesoris tambahan yang sering disertakan, seperti tas tangan, sepatu, jam tangan. Calon mempelai wanita biasanya juga boleh turut andil untuk menentukan aneka barang ini.
Jika di adat Jawa, biasanya item ini diberikan untuk keperluan sang wanita dari kepala hingga kaki. Jadi beberapa barang seperti perhiasan, alat make-up, alat mandi, pakaian dalam, handuk, dan lain-lain juga diikutkan sebagai barang seserahan.
Pakaian atau kain ini juga melambangkan bahwa calon mempelai pria akan memenuhi segala kebutuhan sandang sang mempelai wanita.
Untuk balasan, keluarga calon mempelai wanita juga akan memberikan pakaian kepada keluarga calon mempelai pria. Biasanya yang diberikan berupa kemeja, celana panjang, ikat pinggang, dompet sepatu (tambah jam tangan juga boleh) yang akan dipakai oleh calon mempelai pria pada hari pernikahan.
| Item Seserahan: Pakaian, Tas, Alat Mandi | |
(iii) Dua pasang lilin merah
Lilin ini dilambangkan sebagai cahaya yang melindungi calon keluarga baru dari segala pengaruh negatif. Lilin-lilin ini biasanya memiliki motif naga dan burung phoenix (atau burung hong) dan sudah dijual berpasangan. Ketika mengembalikan seserahan, satu pasang lilin diambil oleh keluarga calon mempelai wanita dan satu pasang lagi dikembalikan ke keluarga calon mempelai pria.
(iv) Arak atau wine atau champagne
Item ini cukup 2 botol saja. Pada saat pengembalian seserahan, keluarga calon mempelai wanita mengambil semuanya dan dibalas dengan 2 botol sirup merah.
| Item Seserahan: Dua Pasang Lilin dan Dua Botol Wine | |
(v) Buah-buahan
Buah memiliki banyak makna dan lambang, seperti kesejahteraan, kedamaian, rejeki. Buah apel, jeruk, pir, buah-buah manis lainnya atau buah kaleng bisa dijadikan alternatif dalam item seserahan ini. Jumlah buah-buahan pun harus genap dan nantinya dikembalikan sebagian kepada keluarga calon mempelai pria.
| Item Seserahan: Buah-buahan | |
| Item Seserahan: Buah Kaleng | |
(vi) Babi
Zaman dulu, keluarga calon mempelai pria biasanya membawakan satu ekor babi panggang kepada keluarga calon mempelai wanita. Namun di zaman sekarang bisa disesuaikan dengan babi kaleng (kaki babi atau makanan mengandung babi dalam kaleng sejenisnya). Jika menggunakan makanan kaleng, jumlah barang juga genap, ya. Sama seperti barang lain, babi kaleng juga dikembalikan sebagian ke keluarga calon mempelai pria. (Tapi saya juga belum tahu bagaimana pengembaliannya, jika yang diberikan adalah babi utuh seekor.)
| Item Seserahan: Babi Kaleng (Kaki Babi) | |
(vii) Lain-lain
Karena ada beberapa suku Tionghoa yang juga memiliki kepercayaan untuk lambang barang seserahan yang berbeda-beda, maka ada item lain yang bisa ditambahkan dalam barang seserahan Song Ping ini, seperti:
- Misoa, sebagai lambang umur panjang. Rumah tangga yang bertahan lama.
- Permen atau manisan, agar keluarga kedua calon mempelai terus harmonis (manis seperti permen).
- Kue mangkok, sebagai lambang kelimpahan dan keberuntungan.
Semua barang ini, jika ingin diikutsertakan, harus dalam jumlah genap dan dikembalikan sebagian kepada keluarga calon mempelai pria.
| Item Seserahan: Misoa | |
Sebagai catatan, jika memungkinkan, semua barang seserahan, setiap itemnya, diberikan sticker bertuliskan Xi (囍), atau sering disebut Shuangxi dan juga diikat pita merah.
Untuk penutupan prosesi Song Ping, bisa dilakukan ramah tamah yang disediakan oleh keluarga calon mempelai wanita. Kemudian, orang tua calon mempelai wanita akan mengembalikan sebagian barang seserahan seperti yang sudah dijelaskan di atas dan juga ditambah dengan kue (tart atau cake) kepada keluarga calon mempelai pria. Anggota keluarga yang tadi membawa baki hantaran yang juga akan membawa pulang kembali baki balasannya.
Nah, pada saat anggota keluarga calon mempelai pria hendak keluar dari rumah calon mempelai wanita, ayah dari calon mempelai wanita akan memberikan Hongbao berisi uang sebagai ucapan terima kasih kepada para pembawa baki.
Sebagian besar dari prosesi Song Ping ini kami lakukan untuk prosesi Sangjit kami. Untuk detail dan urutannya, akan diuraikan di poin c, ya..
Lanjut ke prosesi Song Jiajuan...
b. Song Jiajuan
Untuk prosesi ini rasanya sudah jarang dilakukan oleh calon pengantin Tionghoa di masa sekarang.
Song Jiajuan umumnya dilakukan setelah prosesi Song Ping selesai.
Jadi, setelah semua anggota keluarga calon mempelai pria pulang, giliran keluarga calon mempelai wanita yang bersiap-siap untuk membawa barang calon mempelai wanita untuk ditata di rumah calon mempelai pria.
Anggota keluarga dari calon mempelai wanita ini biasanya adalah wanita atau ibu-ibu yang telah menikah, di luar orang tua calon mempelai wanita itu sendiri.
Pembukaan prosesi ini kurang lebih mirip dengan Song Ping. Anggota keluarga calon mempelai wanita membawa barang-barang sang wanita ke rumah calon mempelai pria, lalu disambut oleh anggota keluarga calon mempelai pria yang sudah menikah.
Tetapi selanjutanya, anggota keluarga calon mempelai wanita membawa barang tersebut ke kamar pengantin yang sudah disiapkan di rumah sang pria. Barang-barang sang wanita kemudian ditata di dalam lemari pengantin. Selain itu, anggota keluarga juga mempersiapkan (merapikan) tempat tidur sang calon pengantin.
Prosesi ini melambangkan bahwa sang calon mempelai wanita sudah siap untuk hidup bersama calon suaminya kelak.
Barang-barang yang dibawa oleh anggota keluarga calon mempelai wanita untuk "mengisi rumah baru"-nya, antara lain:
- pakaian baru, semuanya harus baru, mulai dari baju, celana/rok, bahkan pakaian dalam. Jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan calon mempelai wanita.
- alat mandi, yaitu peralatan untuk mandi seperti handuk, sabun, sikat gigi, dan lain-lain sesuai kebutuhan sang wanita. Alat make-up pun boleh diikutsertakan.
- sprey dan selimut, yang akan digunakan untuk tempat tidur pengantin.
- pispot. Zaman dulu, karena belum ada kamar mandi di dalam kamar, para calon mempelai wanita akan menyediakan pispot untuk kamar barunya bersama sang suami.
- barang elektronik. Jika calon mempelai wanita cukup mampu, biasanya barang-barang seperti setrika, televisi, kulkas, rice cooker, microwave, bahkan mesin jahit boleh dibawa ke rumah calon suaminya.
Umumnya pakaian, alat mandi, sprey dan selimut dimasukkan dalam koper. Koper inilah yang dibawa oleh anggota keluarga calon mempelai wanita. Jadi bentuknya bukan dalam box/kotak atau baki hantaran lagi.
Penutupan prosesi ini bisa dilakukan dengan ramah tamah antar keluarga yang disediakan oleh keluarga calon mempelai pria.
Sebenarnya kami pun tidak melakukan prosesi Song Jiajuan ini, karena keluarga pria tidak menetap di kota tempat kami melaksanakan acara pernikahan. Oleh karena itu, prosesi ini bisa di-skip.
Untuk dokumentasi pun sulit kami temukan karena prosesi ini sudah sangat jarang dilakukan.
c. Sangjit yang kami lakukan
Nah.. Sejujurnya, semua hal di atas membuat saya masih kurang mendalami tentang prosesi Sangjit yang sebenarnya. Saya juga sering mempertanyakan, apakah hanya prosesi Song Ping atau kedua prosesi itu digabungkan?
Tapi tidak masalah, karena semua berdasarkan kesepakatan antara kedua keluarga, jadi berikut saya ceritakan pengalaman prosesi Sangjit kami.
Urutan Prosesi
1. Persiapan Baki Hantaran
- Baki hantaran dipersiapkan dari kediaman calon mempelai pria.
- Kemudian baki hantaran diserahkan secara simbolis dari orang tua calon mempelai pria kepada perwakilan keluarga.
- Sedangkan Baki hantaran lainnya diberikan kepada anggota keluarga yang lebih muda untuk siap dibawa ke rumah calon mempelai wanita.
2. Penyambutan Keluarga
- Saat tiba di rumah calon mempelai wanita, anggota keluarga calon mempelai wanita yang sudah menikah bersiap untuk menyambut anggota keluarga calon mempelai pria.
- Di prosesi penyambutan ini, orang tua calon mempelai pria dan sang pria-nya tidak boleh ikut dulu, ya..
3. Serah Terima Seserahan
- Setelah penyambutan, dilakukan serah terima baki seserahan secara simbolis dari perwakilan keluarga calon mempelai pria kepada orang tua calon mempelai wanita.
- Kemudian semua baki hantaran yang dibawa oleh anggota keluarga lainnya ditata di atas meja Sangjit.
4. Kedatangan Calon Mempelai Pria
- Setelah prosesi serah terima dan penataan baki selesai, calon mempelai pria berserta orang tua baru boleh datang ke rumah calon mempelai wanita untuk bertemu dengan seluruh keluarga calon mempelai wanita (tentunya beserta calon mempelai wanitanya juga, dong..)
- Di saat ini, calon mempelai pria membawakan bunga untuk calon mempelai wanita (entah ide improvisasi romantis dari mana yang kami lakukan ini >.<).
- Selanjutnya, calon mempelai pria diperkenalkan oleh calon mempelai wanita kepada seluruh keluarga, baik yang sudah kenal maupun belum.
| Kedatangan Calon Mempelai Pria beserta Orang Tua | |
| Pertemuan Calon Mempelai Pria dengan Calon Mempelai Wanita | |
| Sesi Perkenalan Keluarga | |
5. Ramah Tamah
- Setelah semua keluarga diperkenalkan, dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
- Tapi sebelum berfoto, kami sempat melakukan Tinghun sebagai simbolis penukaran cincin pertunangan. Prosesi ini juga tidak masalah jika tidak dilakukan.
- Setelah sesi foto selesai, dilanjutkan dengan speech dari perwakilan keluarga calon mempelai pria sebagai penanda bahwa kedua keluarga akan segera bersatu. Selain itu sebagai sesi perkenalan kembali bersama seluruh keluarga.
- Sepatah dua kata yang dilakukan dilanjutkan dengan berdoa bersama.
- Setelah berdoa, lanjut dengan santap siang bersama.
| Prosesi Tinghun | |
| Sesi Foto 1 | |
| Sesi Foto 2 | |
| Sesi Foto 3 | |
| Sesi Foto 4 | |
| Sesi Foto 5 | |
| Sesi Foto 6 | |
| Sepatah Dua Kata dari Keluarga Calon Mempelai Pria (Diwakilkan oleh Kakak Tertua Calon Mempelai Pria) | |
| Sesi Berdoa Bersama | |
6. Penutupan
- Jika seluruh keluarga sudah selesai menikmati makan siang dan bersiap untuk pulang, orang tua calon mempelai wanita mulai mempersiapkan baki balasan yang akan dibawa kembali oleh keluarga calon mempelai pria.
- Anggota keluarga calon mempelai wanita lainnya sudah siap menunggu di depan pintu rumah untuk mengantar keluarga calon mempelai pria yang akan pulang.
- Pada saat pengantaran di depan pintu rumah, oang tua calon mempelai wanita menyiapkan Hongbao dan diberikan kepada anggota keluarga calon mempelai pria yang membawa baki.
| Baki Balasan untuk Keluarga Calon Mempelai Pria | |
| Orang Tua Calon Mempelai Wanita Mempersiapkan Baki Balasan | |
| Pemberian Hongbao untuk Pembawa Baki Hantaran | |
Semua prosesi ini kami lakukan mulai pukul 10:00 pagi hingga pukul 13:00.
Kesepakatan waktu kami diskusikan agar pas hingga waktu makan siang.
Hal ini bisa disepakati oleh kedua belah pihak.
Sebagian besar calon pengantin melakukan prosesi Sangjit dari pagi hingga siang hari.
Barang untuk Baki Hantaran/Seserahan
Singkat saja, item yang dipakai untuk seserahan versi kami adalah:
(i) uang susu dan uang mahar yang dimasukkan dalam Hongbao
(ii) pakaian, perhiasan, tas tangan, sepatu, jam tangan, handuk, pakaian dalam, alat mandi, alat makeup
(iii) dua pasang lilin merah
(iv) dua botol wine (awalnya kami mau menggunakan sake yang dibawa oleh Bayu dari Jepang, tetapi karena "pakaian" untuk botolnya kurang pas, jadinya tetap pakai wine)
(v) buah apel dan buah kaleng
(vi) kaki babi kaleng
(vii) misoa
(viii) permen
Sejauh ini, semua hal mengenai Sangjit yang kami ketahui dan lakukan sudah tertuang di artikel ini.
Jika ingin tambahan informasi mengenai prosesi ini, bisa juga dilihat di blog ini juga.
Artikel selanjutnya akan langsung membahas mengenai hari H pernikahan, yaitu tradisi Tea Pai.
Artikel sebelumnya: Tingjing dan Tinghun membahas tentang lamaran dan pertunangan dalam tradisi Tionghoa.
Semoga bermanfaat dan happy wedding preparation!
Oh! And..
Merry Christmas 2017 and Happy New Year 2018!
---^^---
Sumber artikel Tingjing, Tinghun, Sangjit:
1. Ask the experts
2. Pengalaman pribadi
3. Website-website berikut:
- http://www.tionghoa.info/sangjit-dalam-budaya-tionghoa/
- http://www.tionghoa.info/inilah-8-tahapan-prosesi-sangjit-bagi-yang-ingin-menikah/
- https://www.pegipegi.com/travel/tingjing-tradisi-lamaran-tionghoa-yang-sudah-mulai-ditinggalkan/
- https://jengwatiblog.wordpress.com/2016/10/26/engagementtingjing-story/
- https://www.jpnn.com/news/pertahankan-tradisi-wedding-tiongkok
- http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1319-tata-cara-sebelum-dan-sesudah-pernikahan
- http://thebridedept.com/8-rangkaian-pernikahan-adat-tionghoa/
- https://ouineseventscoordination.wordpress.com/2016/02/06/how-to-do-the-ting-hun-chinese-engagement-ceremony/
- https://www.theknot.com/content/ancient-chinese-wedding-traditions
- https://thebigplans.com/blog/what-you-should-know-about-chinese-pre-wedding-customs/
- https://brideandbreakfast.hk/2017/03/16/7-chinese-wedding-traditions-every-couple-should-be-aware-of/
- https://www.jpnn.com/news/pertahankan-tradisi-wedding-tiongkok
- http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1319-tata-cara-sebelum-dan-sesudah-pernikahan
- http://thebridedept.com/8-rangkaian-pernikahan-adat-tionghoa/
- https://ouineseventscoordination.wordpress.com/2016/02/06/how-to-do-the-ting-hun-chinese-engagement-ceremony/
- https://www.theknot.com/content/ancient-chinese-wedding-traditions
- https://thebigplans.com/blog/what-you-should-know-about-chinese-pre-wedding-customs/
- https://brideandbreakfast.hk/2017/03/16/7-chinese-wedding-traditions-every-couple-should-be-aware-of/
halo, artikelnya bagus banget, tp masih ada beberapa pertanyaan masih ngganjel nih,
ReplyDeletekalau misalnya berbeda adat gimana ya? wanitanya jawa, pria nya tionghoa, jadi ikut tradisi yang mana yah? thanks
Halo juga..
DeleteTerima kasih sudah mampir dan baca artikel ini..
Kebetulan suami dan saya juga dari keluarga yang berbeda adat.
Keluarga suami saya Jawa dan keluarga saya Tionghoa.
Ini jadi kesepakatan antara kedua pihak. Kedua keluarga sepakat untuk ikut menggunakan adat Tionghoa.
Selain itu kebetulan sebelum menikah, suami saya tidak tinggal di Indonesia. Jadi agar tidak ribet untuk segala persiapannya, kami memutuskan menggukanan satu adat saja.
Jadi, solusi terbaiknya yaitu dibahas antar dua keluarga.
Boleh menggunakan salah satu adat saja ataupun keduanya.
Semoga membantu.
Selamat Tahun Baru 2018!
Mau tanya Jie..kalau pas tingjing ada ketentuan juga kah yg bawa baki dari pihak laki siapa, yg nerima dari pihak cewe siapa..yg udh nikah atau belum nikah? Thanks before ya..sangat membantu nih artikelnya..detail & jelas ^^
ReplyDeleteHalo, Beembep..
DeleteMaaf baru sempat balas ya..
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca..
Untuk pembawa baki dari pihak laki-laki biasanya keluarga yang belum menikah (atau yang masih muda-muda, setara sepupu gitu). Sedangkan penerima baki di keluarga perempuan biasanya yang sudah menikah, seperti om atau tante gitu..
Waktu acara dulu, karena pihak laki-laki hanya sedikit yang hadir karena tinggal berbeda pulau, akhirnya sepupu-sepupu dari pihak perempuan yang bantu untuk bawa baki. Yang terima nanti om-tante pihak perempuan. Jadinya, yang bawa baki anaknya, yang nerima Papa-Mamanya mereka.. Hehehe..
Semoga membantu, ya..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Hallo salam kenal, aku bulan depan mau lamaran plus sanjitan langsung dijadikan satu, tidak melalui proses diminta. The big day bulan oktober. Kl sangjitan katanya sudah tidak ada prosesi dikalungin lagi ya?
ReplyDeleteSebagai gantinya pengikat apa dilakukan dengan pemakaian cincin? Apakah nanti pas married cincinnya tinggal pindah posisi ke jari manis tangan kanan? Trus lepasin cincin nya pagi sebelum hari H atau sehari sebelum nya? Terima kasih.
Halo, Dina.. Salam kenal juga.
DeleteIya, kalau Sangjit tanpa proses pengikatan pakai kalung pun tidak apa-apa.
Boleh pengikatnya pakai cincin. Kami pun seperti itu, walau sebelumnya sudah diikat dengan kalung juga, sih.
Persis seperti proses saya dan suami saat Sangjit dan menikah.
Saat Sangjit, cincin di jari manis tangan kiri.
Saat menikah, cincinnya dilepas untuk Pemberkatan.
Lalu dipakai lagi dan posisi pindah ke jari manis tangan kanan.
Semoga membantu.
Happy Sangjit dan persiapan wedding, ya.
Terima kasih sudah mampir ke blog ini.
Hi salam kenal. Adek ipar minggu ini mau lamaran ,kebetulan suami adalah kakak laki2 tertua yg diminta keterlibatannya dlm proses dan setelah baca artikel ini saya jdi ngeh permintaan / penjelasan dari keluarga pihak calon nya adik ipar yg membedakan moment/acara lamaran demgan sangjit. Kebetulan saya dan juga adik suami yg satu lagi dulu proses lamaran (memakaikan kalung sebagai pengikat) berbarengan dengan sangjit dan seserahan sangjit pun tak sedetail penjelasan diatas. Walaupun kami semua dari keluarga tionghoa namun awam sekali dgn prosesi detail nya dan lebih banyak mengalami proses penyederhanaan yg cukup ringkas 😆.. Kira2 kalau pihak perempuan meminta prosesi standard ,lamaran dan sangjit (dibedakan), namun kami dari pihak laki2 tidak menuntut harus ada prosesi "balasan" dri pihak perempuan, apakah kesan yg ditimbulkan nanti nya baik? .. Terima kasih sebelumnya🙏
ReplyDeleteHalo, Sis Senny.. Salam kenal juga..
DeleteTerima kasih sudah membaca.
Maaf baru sempat membalas. Kebetulan bulan September kemarin adik saya juga baru menikah.
Sebenarnya untuk prosesinya sederhana pun tidak menjadi masalah asal adanya kesepakatan antara kedua keluarga. Yang paling penting adalah keluarga sama-sama senang, tetap harmonis, dan prosesi berjalan lancar.
Dan sebenarnya justru cukup memudahkan semua pihak juga..
Untuk pihak perempuan, jika meminta lamaran/Tingjing dan Sangjit dibedakan dan pihak laki-laki tidak menuntut adanya balasan, sebenarnya juga tidak apa-apa. Tetapi tetap harus dijelaskan ke pihak perempuan bahwa memang tidak ada maksud lain dari pihak laki-laki, misal alasannya memang hanya ingin mempermudah prosesi saja.
Sebagai catatan, semua prosesi ini ada karena tradisi. Tetapi seiring berkembangnya zaman dan juga disesuaikan dengan kondisi keluarga, asal dibicarakan/didiskusikan antara kedua belah pihak, mana saja yang baik boleh dijalankan.
Perlu diingat, apapun prosesinya, yang paling terpenting adalah baik sebelum maupun setelah acara pernikahan, kedua keluarga besar tetap harmonis.
Terima kasih untuk pertanyaannya. Semoga jawabannya bisa membantu.
Dan selamat untuk lamaran adik iparnya, ya..
Semoga semua lancar sampai seterusnya.
Artikelnya bagus nih, kebetulan pacar saya keturunan Tionghoa, saya keturunan jawa-belanda, jadi ada referensi buat ngelamar kalo memang jodoh. .
ReplyDeleteHalo, Stefanus.. Salam kenal..
DeleteTerima kasih, ya, sudah mampir dan baca artikelnya..
Puji Tuhan bisa membantu sampai saatnya tiba..
hallo, mau tanya sedikit jie.
ReplyDeletedalam tradisi tionghua, dalam 1kehidupan sangjit dapat di lakukan berapa kali jie?
wanita yang menikah lebih dari 1x, di pernikahan selanjutnya boleh menerima sangjit lagi?
Hallo juga, Dedi..
DeleteTerima kasih untuk pertanyaannya..
Jujur untuk hal ini saya juga belum pernah mencari tahu sampai detail.
Tetapi karena Tingjing/Tinghun maupun Sangjit adalah tradisi yang sama seperti pelamaran/tunangan dan hantaran yang ada di hampir setiap pernikahan adat apapun.
Jadi jika ingin dilakukan, boleh saja.
Kembali lagi sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Walaupun sudah pernah menikah, tetapi jika di kemudian hari terjadi hal yang mengharuskan suami/istri menikah lagi, prosesi ini tetap bisa dilakukan dengan kesepakatan dengan pasangannya.
Semoga jawaban ini membantu, ya.
hai jie ..
ReplyDeletesaya mau tanya, pasangan saya kebetulan orang luar pulau Jawa, jadi kami berencana pesta nikah di tempatnya,tapi sangjit disini..
beberapa keluarga ada yang sudah tua tidak memungkinkan ke pesta nikah karena jauh dan memang harus naik pesawat..
pertanyaan saya apakah boleh dilakukan sangjit + pesta kecil ? acara di restoran dan mengundang kerabat dekat dan keluarga saya yang sebagian besar disini..
Hai juga, Natasha..
DeleteTerima kasih sudah mampir..
Untuk melaksanakan Sangjit lalu ada pesta kecil, asal kedua keluarga setuju, berarti boleh saja.
Terlepas dari tradisi manapun, menurut saya, inti dari semua prosesi pernikahan ini sebenarnya persatuan dua keluarga.
Jadi semauanya adalah karena kesepakatan dari kedua keluarga.
Jika prosesi seperti apapun dilakukan asal kedua keluarga sepakat, maka boleh dilaksanakan.
Sebenarnya pada saat hari Sangjit, di malam harinya, kami juga adakan kumpul keluarga di restoran agar bisa saling mengenal lebih dekat.
Pertimbangan kami karena pada saat hari pernikahan dan resepsi, rasanya tidak memungkinkan untuk kedua keluarga saling berkomunikasi dengan akrab.
Jadinya kami juga adakan acara yang kami namakan "malam keakraban", hehehe..
Semoga membantu, ya..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Artikelnya sgt menginformasi, cukup lengkap & jelaw, xie xie. Jie, aku mau tanya yg baki balasan untuk pihak pria itu brp byk? Dan isinya apa saja? Dan angpao diberikan untuk yg bawa baki belum nikah atau semua org yg belum nikah yg datang?
ReplyDeleteHalo, Cece..
DeleteTerima kasih sudah mampir dan membaca..
Baki balasan untuk pihak pria umumnya sesuai dengan baki hantarannya.
Karena baki balasan itu sebenarnya berisi barang-barang hantaran yang dikembalikan sebagian oleh pihak wanita.
Bedanya, misal untuk wine yang dihantar oleh pihak laki-laki diganti dengan sirup dari pihak perempuan.
Sedangkan hantaran uang susu, uang mahar, pakaian, diganti dengan kue besar (boleh tart, bolu, dll.) dari pihak perempuan.
Lainnya seperti lilin, buah, makanan kaleng, permen, dikembalikan sebagian.
Semua balasan ditaruh kembali ke baki hantaran yang dibawa oleh pihak pria.
Khusus Sangjit, angpao/hongbao yang diberikan hanya untuk semua pembawa baki.
Keluarga yang ikut hadir (walaupun belum menikah) tapi tidak membawa baki, tidak dapat angpao, ya, hehehe..
Nanti saat hari H pernikahan, saat Tea Pai, baru semua keluarga yang belum menikah yang dapat angpao.
Semoga membantu ya..
Selamat mempersiapkan pernikahan.
Hallo, saya mau sdkit brtanya klo untuk seserahan dari wanita ke pihak laki" itu uang dari perempuan yg ksih seserahan itu apa dari pihak laki" semua yg mengeluarkan uang itu?
ReplyDeleteTerima ksih info nya..
Halo juga, Vena..
DeleteUntuk seserahan, dari pria ke wanita, biaya dari pihak pria.
Sedangkan untuk balasan seserahan, dari wanita ke pria, biaya dari pihak wanita.
Kalau dari pertanyaannya, berarti lebih ke balasan seserahan, ya..
Balasan seserahan umumnya hanya mengembalikan sebagian dari seserahan yang diberikan oleh pria.
Jika ada tambahan biaya, biasanya cukup untuk mengganti barang seserahan saja, misalnya wine dengan sirup merah, atau perlengkapan wanita dengan kue tart.
Semoga jawaban saya membantu, ya..
Terima kasih sudah mampir di blog kami.
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Oh ya, sebagai tambahan, di setiap baki seserahan boleh ditambahakan hongbao/angpao juga untuk jadi bagian dari balasan seserahan..
DeleteSemoga membantu ya..
Numpang Promo ya ce..
ReplyDeleteBagi Bride and Groom to be yang masih bingung mulai dari mana mempersiapkan pernikahan di 2019, kita dari WO HoneyBee Organizer (start 6,5jt) bisa bantu :
* Venue
* Catering
* Dekorasi
* MUA/Rias/Bridal
* Sewa Busana
* Entertainment
* Photography/Videography
* Wedding Organizer dan Wedding Planner
* Sangjit Organizer
* Penyewaan Baki Sangjit
* Undangan
* Sovenir
* Mobil Pengantin
* Hand Bouquet, Coursage(Bunga Dada)
DLL
Mau dengan konsep rustic/vintage, 2D, 2D Kaca, 3D, fairy tale bak royal wedding, glamour, minimalist, garden/outdoor, cherry blossom bahkan konsep pernikahan adat.
Dan yg paling penting semua item diatas sesuai dengan budget yg kamu punya sekarang.
Konsultasikan segera ke 085711091996(WA or call)
Nikah 2020, deal sekarang (2019) supaya nggak kena kenaikan harga! :)
📩 WO.honeybee@gmail.com
IG : @HoneyBee.Organizer
WA : 085711091996
FB : HoneyBee Organizer
Numpang Promo Guys..
ReplyDeleteBagi Bride and Groom to be yang masih bingung mulai dari mana mempersiapkan pernikahan, kita dari WO HoneyBee Organizer bisa bantu mencarikan :
* Venue
* Catering
* Dekorasi
* MUA/Rias/Bridal
* Sewa Busana
* Entertainment
* Photography/Videography
* Wedding Organizer dan Wedding Planner
* Undangan
* Sovenir
* Mobil Pengantin
* Hand Bouquet, Coursage(Bunga Dada)
DLL
Mau dengan konsep rustic/vintage, 2D, 2D Kaca, 3D, fairy tale bak royal wedding, glamour, minimalist, garden/outdoor, cherry blossom bahkan konsep pernikahan adat.
Dan yg paling penting semua item diatas sesuai dengan budget yg kamu punya sekarang.
Konsultasikan segera ke 085711091996(WA or call)
Nikah 2020, deal sekarang (2019) supaya nggak kena kenaikan harga! :)
📩
IG : @HoneyBee.Organizer
WA : 085711091996
FB : HoneyBee Organizer
halo ce, artikelny sngt bermanfaat sy dh baca tingjin-sangjit ini
ReplyDeletesy mau tanya ni ce, mama sy org chinese tp papa sy jawa
calony jg sama hanya sj papa ny yg chinese mama nya sunda
terus kalo ga pake tingjing-tinghun dan langsung k sangjit kurang 2 atau 3 bulan k hari H itu gmn ya ce?
Halo juga, Misel..
DeleteTerima kasih sudah mampir dan baca, yaa..
Kalau tidak pakai Tingjing-Tinghun dan langsung Sangjit, boleh saja.
Asal kedua keluarga sepakat, bisa dijalankan.
Kebetulan adik saya menikahnya juga tanpa Tingjing dan langsung Sangjit, hehehe..
Umumnya Sangjit memang hanya 1 minggu atau bahkan 1 hari sebelum hari H.
Karena maknanya lebih ke "penghargaan" ke orang tua yang akan melepas anaknya untuk menikah. Terlebih kalau perempuan, karena akan berpisah dengan keluarganya sejak lahir dan akan memiliki keluarga baru dengan suaminya nanti.
Inilah kenapa di Sangjit ada "uang susu".
Sedangkan untuk pihak laki-laki, Sangjit ini juga menunjukkan ke keluarga perempuan, kalau calon suami ini siap untuk menafkahi dan menjaga calon istrinya nanti.
Maka dari itu kenapa di Sangjit ada "uang mahar" dan seserahan "sepengdhek" seperti di Jawa.
Kembali lagi, inti dari pernikahan, terlepas dari apapun prosesi dan tradisinya adalah kesepakatan antara kedua keluarga.
Kalau keduanya sepakat, maka apapun halangan dan rintangannya, semuanya bisa dilakukan.
Semoga membantu, ya, Misel..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Haloo, aku mau bagi pengalaman pernikahan kakakku. Jadi waktu itu kakakku dan pasangannya sibuk kerja kan jadi memang susah untuk ngurusin sendiri, nah karena kakakku nyari tempat pernikahan yang memang aksesnya mudah jadi dia nyari yang tengah2 dan ga terlalu macet. Akhirnya kakakku mutusin buat nikah di Elnusa, letaknya kalau ga salah di Tb.Simatupang deket Citos. Nah disana ternyata sudah ada paketan weddingnya juga dan sudah ada WOnya. Waktu itu kakakku dibantu sama Kak Ali, nah disana bener2 dibantuin dari awal sampe akhiir. Walaupun kakakku dan pasangannya sibuk kerja tapi urusan pernikahannya ga sampai keteteran karena bener2 dibantuin. Jadi disana itu udah semua2nya diurusin, kakakku tinggal ngurusin souvernir dan undangan aja. Bahkan ada Wedding Plannernya gitu yang mengatur jadwal kakakku untuk visit2 vendor dan testfood, jadi bener2 bikin kakakku ga pusing mikirin pernikahannya. Dari awal kakakku persiapan acara sampai akhir acara bener2 ga dilepas sama WOnya, dan hal itu ngebuat mamahku ga terlalu banyak ikut campur. Jujur Pelayanannya bener2 bagus, walaupun kakakku dan pasangannya kadang suka banyak maunya tapi tuh kayak diturutin terus gituu. Alhamdulillah keluargaku dan kakakku puas sih nikah di HIS Graha Elnusa. Kalo kalian berminat aku ada nih kontaknya yang waktu itu bantuin kakakku, namanya Kak Ali, nomornya 087884761964. Semoga bisa membantu kaliaan
ReplyDeleteHallo para calon pengantin, ada rencana menikah tapi masih bingung cari venue dan gak mau ribet?HIS Graha Elnusa (Jl. TB. Simatupang, Kav. 1B, Jakarta Selatan) menyediakan All in Package Wedding lho!
ReplyDeleteKamu gak perlu repot-repot cari vendor sana sini lagi karena kalian sudah dapat:
– Gedung (Full Karpet & AC)
– Dekorasi
– Catering (buffet & Foodstall)
– Rias & Busana/Bridal
– Entertainment
– Photography
– Tim WO 8 orang
– Wedding Planner
– Mobil Pengantin Alphard
– MC + Buku Tamu
BONUS:
- Logam Mulia 5gr
- Foodstall HONG TANG 200pcs
- Free Akad Nikah
Untuk lebih lanjut kamu bisa hubungi: DWI 0857-1837-2283 Wedding Public Relation
wah wah cantik juga yah... karyanya bagus bagus,ide yang sangat gemilang....
ReplyDeletesaya sendiri juga sedang merencanankan ide baru tentang
Satuan Celana dalam wanita Sorex 1178 | Pakaian Wanita Dalaman | Bahan Katun Terbaik
SOREX BRA BH 3262 Bahan Bagus Berkualitas | Pakaian dalam Wanita Terkini
BH sorex 3262 | Bra sorex busa dan KAWAT | BH sorex kawat
BH BRA Sorex Sport Type 2139
Bra Bh Miniset Sorex 1065 | Mini Bra Dewasa Sorex
ini bagaimana ya
Terimakasih atas informasi yang kaka berikan ka... saya juga sedang membangun untuk latihan
ReplyDeleteToko Online Indonesia
Bagus sekali artikelnya sangat membantu..
ReplyDeleteMau tanya bbrp :
1. Sebelumnya disebutkan, utk penghematan, Sangjit bisa diadakan tanpa harus diadakan Tingjin/Tinghun atau bisa sekaligus Sangjit + Tingjin/Tinghun.
Boleh tidak seandainya mengadakan Sangjit dahulu tapi jadwal pernikahannya masih lama misal 6-12 bln kemudian atau bahkan lebih ???
Tujuannya sih agar mengikat wanita lbh awal & tentunya lebih hemat (ga pakai tingjin-tinghun atau sekaligus sangjit-tingjin-tinghun). Rencananya setelah sangjit baru dilanjutkan persiapan2 lainnya : kursus (sakramen) pernikahan, urus WO, prewed, dll.
2. Jumlah uang susu yg diberikan itu bebas sekedar simbolis saja atau bagaimana ? Kalau simbolis, berapakah jumlah uang susu yg umumnya diberikan ?? Kalau uang mahar kan umumnya 8jt atau pecahan spt di artikel.
3. Untuk songping, apakah prosesinya (pihak laki2) harus datang ke rumah pihak perempuan ??
Bolehkah kalau prosesi songping / sangjit secara keseluruhan dilakukan di satu tempat saja tapi bukan di rumah pihak wanita (mis : di restauran/ hotel) ??
Terimakasih
Halo, terima kasih sudah mampir dan membaca blog ini.
Delete1. Untuk Sangjit yang digabung dengan Tinghun, sebenarnya bukan karena Tinghun-nya yang menjadi prosesi utama, melainkan Sangjit-nya.
Kenapa Sangjit dilakukan berdekatan dengan pernikahan, karena ini persiapan "pelepasan" kedua calon mempelai untuk berumah tangga. Jika dilakukan di jauh hari seperti 6-12 bulan, maka prosesi yang dilakukan adalah lamaran/pertunangan (atau
istilahnya Tingjing/Tinghun).
"Mengikat" wanita berarti Tingjing, sedangkan "Seserahan" berarti Sangjit.
Keduanya berbeda.
Menghemat yang kami lakukan di sini adalah lebih ke menyederhanakan budget dan waktu prosesinya.
Contohnya, saat adik kami menikah, prosesi Tingjing tidak dibuatkan pesta, hanya antara kedua keluarga saja.
Sedangkan Sangjit tetap dilakukan sebagai tanda:
- Orang tua siap melepas anaknya untuk memiliki rumah tangga sendiri, dan
- Mempelai pria siap menafkahi mempelai wanita melalui beberapa simbol dari barang seserahan.
2. Jumlah uang susu ditentukan oleh pihak mempelai pria. Simbol yang bukan hanya simbolis, tetapi seberapa besar mempelai pria menghargai ibu mempelai wanita yang sudah melahirkan, membesarkan, merawat, dan mendidik calon istrinya sehingga akhirnya menjadi pendampingnya seumur hidup. Tidak ada nilai yang tetap. Disesuaikan oleh seberapa mempelai pria merasa berartinya ibu (mertua)-nya.
Sedangkan uang mahar yang disebutkan di artikel hanya contoh. 8 juta maupun pecahan hanya sebagai contoh. Jika mempelai pria ingin memberikan lebih, juga disesuaikan dengan seberapa ingin mempelai pria agar uang mahar dipakai untuk membantu keluarga mempelai wanita mempersiapkan segala persiapan pernikahan.
3. Untuk Songping/Sangjit, memang awalnya calon mempelai pria dan orang tua sebaiknya tidak hadir dulu saat prosesi seserahan. Jika dirangkaikan dengan acara ramah tamah dan makan siang, barulah mempelai pria dan orang tua boleh menyusul ke tempat acara.
Ini bisa dilakukan dalam satu tempat, asal dengan kesepakatan antar keluarga.
Sebagai contoh pertimbangan saat adik kami menikah, prosesi Sangjit dilakukan di restoran karena rumah mempelai wanita kurang cukup untuk menjamu keluarga.
Terima kasih kembali.
Semoga bermanfaat, ya..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Terimakasih atas informasinya, saya coba simpulkan ya :
Delete1. sangjit sebaiknya memang dilaksanakan berdekatan dengan hari H pernikahan.
Dan bila ingin "mengikat" jauh-jauh hari , sebaiknya diadakan tingjin atau bila tidak memungkinkan dapat dilakukan dgn sekedar saling bertemu antar 2 keluarga ya.
2. Untuk uang susu & uang mahar pada prinsipnya tidak ada patokan khusus nominalnya harus sekian-sekian ya.
Untuk uang susu jujur saya bingung menentukan jumlahnya, krn sejatinya jasa org tua membesarkan anak kan tidak ternilai.
Kalau boleh berbagi, uang susu kakak berapa ya ? Apakah sampai puluhan atau ratusan jt ?
3. Untuk tempat prosesi sangjit / tingjin prinsipnya situational dan menyesuaikan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Oke, saya sekalian tambahkan, ya..
Delete1. Untuk hal ini, sudah pas sekali pemahamannya.
Jadi semua kembali ke kesepakatan antar 2 keluarga. Kalau memang ada prosesi "pengikatan", Tingjing itu biasanya keluarga laki-laki "bertamu" ke keluarga perempuan, jadi dari pihak perempuan boleh juga kalau mau mempersiapkan kedatangan keluarga laki-laki sebaik mungkin, misal rumah agak ditata/didekor atau dandan sedikit begitu atau ada beberapa keluarga yang ikut menyaksikan.
Kalaupun pihak perempuan hanya menerima lamaran tanpa rencana seperti itu juga bisa.
Intinya, lamaran itu pastinya akan terasa spesial dan biasanya akan dipersiapkan dengan spesial juga, kan.. Di sini orang tua perempuan pasti sangat deg-degan karena pada akhirnya anak perempuannya tidak lama lagi akan memulai kehidupan barunya sendiri.
2. Benar untuk patokan khusus memang tidak ada. Dan kami juga setuju jasa orang tua sangat tidak ternilai. Untuk nominal, ini dibahas di internal keluarga laki-laki saja.
Tidak perlu sampai puluhan atau ratusan juta, tapi kalau sanggup pun tidak apa.
Intinya, sesuai kesanggupan keluarga pria juga..
Misal beberapa juta, tapi dengan angka yang memiliki makna, entah jumlah atau kombinasi dengan angka 8 atau 9 yang sering dikaitkan dengan "tak ternilai/infinity" ataupun keberuntungan. Biasanya yang dihindari angka "4" saja, sih.
3. Untuk tempat prosesi, sama seperti kesepakatan vendor dan lainnya, benar untuk kembali kepada kesepakatan kedua belah pihak. Karena sebenarnya inti dari pernikahan itu, terlepas dari apapun adat dan prosesinya, adalah "kolaborasi" antara 2 keluarga. Jika keduanya setuju dan sama-sama bahagia dengan keputusan itu, maka silakan dijalankan.
Tradisi hanya sebagai panduan dan memberi makna yang mendalam untuk setiap pernikahan, tapi selebihnya kembali kepada bagaimana kedua keluarga melaksanakan dengan tujuan agar kedua mempelai beserta seluruh keluarga pun ikut berbahagia.
Semoga bisa menambah kelancaran persiapan kalian, ya..
halo, artikelnya sangat membantu ci. kebetulan aku mau tunangan di Makassar dan ada acara di gedung pesta (bambuden) hanya saja gak pakai EO.
ReplyDeletemau nanya dong ci, untuk posisi berdiri orangtua utk salaman di pesta "cewe" kaya gitu nanti seharusnya gmn ya ???
Halo, Melinda..
DeleteTerima kasih sudah mampir ke blog ini..
Sebelumnya, saya mau tanya dulu..
Posisi berdiri orangtua untuk salaman itu, maksudnya, untuk acara tunangan/Tingjing atau Sangjit atau pesta resepsi nanti?
Salaman dengan tamu kah maksudnya?
Karena di sini Melinda cerita tentang Tingjing, saya coba bahas tentang Tingjing dulu, ya..
Kalau kami dulu, karena Tingjing-nya lebih santai, jadi salaman untuk menerima tamu sebenarnya tidak diatur, sih...
Hanya seperti kalau menyambut keluarga yang silaturahmi ke rumah begitu :)
Semoga sedikit membantu, ya..
Hallo, aku mau sharing tentang pernikahan aku di gedung HIS GRAHA ELNUSA di TB Simatupang yang sudah full karpet harganya jauh lebih murah looh untuk gedung di daerah Jak-Sel, parkirannya juga luas bgt, udah gitu gak ribet cari2 vendor lg karena disitu sistemnya udah ALL IN PACKAGE dan sudah ada WEDDING PLANNERnya juga..
ReplyDeleteKemarin acara aku di arrange sama wedding consultant yang kooperatif bgt acara berjalan lancar dengan budget aku yg tidak terlalu mahal dan masuk akal..
Silahkan langsung kontak wedding consultant yang handle aku 085887972972 mba INES namanya dia udh berpengalaman dalam hal wedding biasanya juga dia suka kasih bonus banyaakk.. hehehe ;)
Thankyou banget cii uda tulis all about sangjit sebegituu lengkapnya. Serasa tertolong banget setelah baca blog inii.
ReplyDeleteSaya mau tanya dikit ci, di acara sangjitan ny cici, itu ada pakai manisan chinese ga ya? Seperti angco, lakci, lengkeng kering?
Thankyouu cii
Halo, Jessica..
DeleteTerima kasih sudah mampir dan baca blog ini..
Maaf banget baru balas..
Semoga belum terlambat, ya..
Ini maksudnya di bakinya, ya?
Untuk manisan, tidak sedetail itu jenisnya, sih..
Kami campur dengan permen itu..
Tapi kalau misal dari keluarga Jessica dan pasangan mau ada manisan yang terpisah juga tidak apa-apa..
Biasanya ada suku tertentu yang punya makna sendiri juga dari manisan itu..
Semoga membantu, ya..
Happy wedding preparation.. (atau malah sudah wedding, ya?)
Dear brides and grooms to be
ReplyDeleteSalam hangat dari HIS Seskoad Grand Ballroom Bandung.
Kami dengan bangga mempersembahkan venue terbaru kami yaitu “HIS Seskoad Grand Ballroom”, Gedung seskoad yang berletak strategis nan mewah yang menjadi favorit para calon pengantin ini kini berada di naungan HIS, untuk itu fasilitas yang terdapat di gedung seskoad grand ballroom kini berstandard seperti gedung HIS lainnya, “Ballroom full karpet eksklusif, AC, Lampu Kristal, dan design ruangan yang elegan&mewah”. Selain gedung, kami juga bekerjasama dengan banyak pilihan vendor ternama di Bandung, mulai dari catering, busana&MUA, dekorasi, music & entertainment, fotografi&videografi, MC, wedding car, hingga pelayanan yang kami miliki untuk membantu calon pengantin dari awal sampai akhir yaitu, Wedding Public Relations, Wedding Planner, dan Wedding Executor. Dengan sistem “One Stop Wedding Service”, Kami pastikan akan memberikan pelayanan terbaik dalam membantu dari awal hingga di hari Bahagia akang teteh
Untuk itu kami mengundang akang teteh calon pengantin, untuk datang ke pre-launching HIS Seskoad Ballroom kami, dan segera dapatkan HARGA PRE-LAUNCHING yang pasti akan sangat worth it dengan fasilitas dan pelayanan yang kami berikan serta BONUS FANTASTIS! untuk akang teteh calon pengantin Cuma di HIS SESKOAD GRAND BALLROOM.
For more info and detail call :
Wedding Public Relations HIS Seskoad Grand Ballroom
Jl. Gatot Subroto No. 96 Bandung.
Giyan : 082261170022 (WA)
INSTAGRAM : @his_seskoad @giyanti.hisseskoad
See u brides and grooms to be!
-HIS Wedding Venue Organizer-
Dear brides and grooms to be
ReplyDeleteSalam hangat dari HIS Seskoad Grand Ballroom Bandung.
Kami dengan bangga mempersembahkan venue terbaru kami yaitu “HIS Seskoad Grand Ballroom”, Gedung seskoad yang berletak strategis nan mewah yang menjadi favorit para calon pengantin ini kini berada di naungan HIS, untuk itu fasilitas yang terdapat di gedung seskoad grand ballroom kini berstandard seperti gedung HIS lainnya, “Ballroom full karpet eksklusif, AC, Lampu Kristal, dan design ruangan yang elegan&mewah”. Selain gedung, kami juga bekerjasama dengan banyak pilihan vendor ternama di Bandung, mulai dari catering, busana&MUA, dekorasi, music & entertainment, fotografi&videografi, MC, wedding car, hingga pelayanan yang kami miliki untuk membantu calon pengantin dari awal sampai akhir yaitu, Wedding Public Relations, Wedding Planner, dan Wedding Executor. Dengan sistem “One Stop Wedding Service”, Kami pastikan akan memberikan pelayanan terbaik dalam membantu dari awal hingga di hari Bahagia akang teteh
Untuk itu kami mengundang akang teteh calon pengantin, untuk datang ke pre-launching HIS Seskoad Ballroom kami, dan segera dapatkan HARGA PRE-LAUNCHING yang pasti akan sangat worth it dengan fasilitas dan pelayanan yang kami berikan serta BONUS FANTASTIS! untuk akang teteh calon pengantin Cuma di HIS SESKOAD GRAND BALLROOM.
For more info and detail call :
Wedding Public Relations HIS Seskoad Grand Ballroom
Jl. Gatot Subroto No. 96 Bandung.
Giyan : 082261170022 (WA)
INSTAGRAM : @his_seskoad @giyanti.hisseskoad
See u brides and grooms to be!
-HIS Wedding Venue Organizer-
Mw nanya klu misalnya ada temanku statusnya janda bs ndak dia ikut antaran barang sangjit
ReplyDeleteHalo, Riska..
DeleteTerima kasih sudah mampir & baca..
Maaf banget baru balas, ya..
Untuk antaran barang Sangjit biasanya yang statusnya single (janda juga termasuk kan, ya..)
Kalau dari kedua keluarga sepakat untuk jadikan temannya Riska ikut antaran, tidak apa-apa..
Misal ada keluarga yang kurang sepakat, mungkin bisa dicari cara agar sama-sama nyaman saja acaranya.
Kembali ke keluarga lagi saja, ya..
Semoga membantu, ya, Riska..
Happy wedding preparation..
Oh iya, lupa..
DeleteWaktu Sangjit kami dulu, ada saudara yang sudah menikah juga ikut bawa baki, kok..
Karena memang dari keluarga laki-laki tidak banyak perwakilan keluarga yang datang..
Jadi, kembali lagi menyesuaikan dengan kesepakatan keluarga, ya..
Halo kak.
ReplyDeleteSaya Ada keturunan Tionghoa tapi muslim. Calon saya Jawa muslim.
.
Saya mau tanya...
Apakah Tingjing & Sangjit boleh dilakukan bersamaan?
Soalnya calon saya tergolong jauh rumahnya, saya Jawa Tengah (perbatasan Jawa barat), doi Jawa timur juga lumayan di ujung.
dan ortu doi jg sudah sepuh.
Kasian kalo harus bolak balik :(
.
Trus 1 lagi kak.
apakah jarak waktu dari sangjit ke pesta pernikahan bisa lebih dari 1 bulan? Misal jaraknya 3-5bulanan gituu.
.
Let me know ya kak.
Ditunggu balasannya. Xiexie ☺️
Halo, salam kenal..
DeleteTerima kasih untuk pertanyaannya..
Semoga belum terlambat untuk memberi jawaban, ya..
Hmm, jadi sebenarnya kembali ke pemahaman maknanya lagi..
Karena Tingjing itu lamaran, semisal tidak diadakan sebagai acara pun tidak apa-apa.
Dilakukan di rumah dengan keluarga dekat saja cukup..
Sedangkan Sangjit itu lebih ke seserahan, atau istilahnya Midodaren, kalau di Jawa (suami saya juga Jawa, hehe..).
Biasanya dilakukan sebagai simbol bahwa calon suami siap untuk menafkahi istrinya nanti. Juga sebagai "bayaran" atas perjuangan orang tua istri yang sudah merawat dan membesarkan istri sebelum dinikahi oleh suami.
Sangjit biasanya karena benar-benar pasti sudah akan menikah.
Sedangkan Tingjing biasanya untuk pembuka obrolan bahwa si pria akan meminang si wanita. Tanpa ada kirim seserahan pun juga tidak apa sebenarnya.
Jadi bagaimana kalau Sangjit-nya saja yang didekatkan dengan hari pernikahan, misal 1 hari sebelumnya?
Di luar itu..
Kalau misal kedua keluarga sepakat, untuk menggabungkan Tingjing dan Sangjit pun sebenarnya tidak apa..
Misal mau kontak lebih lanjut, bisa DM ke IG @ping2ricca, ya..
Selamat mempersiapkan pernikahan..
Terima kasih, Mas Rizal..
ReplyDeleteSemoga bermanfaat..
Sukses untuk IT Telkom Surabaya juga..
Ce mau tanya :
ReplyDelete1. Kami rencana tunangan pakai Sangjit saja, apa bisa pakai kalung saja?
2. Untuk Jajan seserahan apakah hrus jajan khusus ya? Apakah boleh pakai ini saja?
- Apel
- Jeruk
- Nastar
- Cookies Boy & Girls
- Permen
- Kue Kacang Kering
- Koya
- Marie Wijen
3. Tidak ada acara misua angco tea boleh kah ce?
Halo, Eline..
DeleteTerima kasih sudah mampir ke blog..
Semoga masih sempat, ya..
1. Untuk Sangjit, umumnya dilakukan seminggu atau sehari sebelum menikah..
Apa tunangannya memang dilakukan dekat dengan hari H wedding?
Kalau iya, tidak apa disatukan saja..
Kalau tidak, bisa coba didiskusikan dengan keluarga, ya.. Karena tunangan (Tingjing) itu berbeda dengan seserahan (Sangjit).
2. Untuk seserahannya, tidak ada yang khusus. Umumnya berjumlah genap..
Yang ada di list itu sudah pas. Biasanya sebagian besar yang ada di list itu sudah dijual per paket di tempat yang biasa melayani pesanan seserahan.
3. Acara misua angco teh ini maksudnya untuk di wedding atau prosesi yang mana?
Kalau keluarga tidak apa untuk tidak diadakan, tidak apa..
Kebetulan nikahan aku dulu juga tidak ada makan misua.
Di hari H wedding aja yang ada suap-suapan onde-onde..
Semoga membantu, ya..
Happy wedding preparation..
Hai ce, aku mau nanya dong
ReplyDeleteJadi kan aku sama cowo ku itu kerja di luar negeri terus wktu itu sebenarnya udh rencana mau plg indo buat nikah tapi krna covid jadi kami ga bisa pulang dan kami mutusin buat nikah agama di sini terus nanti baru resepsi di indo tapi kami wktu sebelum nikah agama itu blm ada sangjit nah pertanyaannya nanti pas kami mau resepsi sangjit itu masih diperlukan atau ngga?
Mohon dijawab ya ce, aku bingung bgt soalnya
Makasih
Hai, Ratna..
DeleteTerima kasih sudah mampir..
Semoga masih sempat menjawab, ya..
Untuk Sangjit dan resepsi, dikembalikan ke kesepakatan keluarga saja, Ratna..
Kalau ingin diadakan, bisa diteruskan, karena ini tradisi berdasarkan suku/ras, berbeda dengan pernikahan berdasarkan agama, berbeda lagi dengan berdasarkan negara.
Kalau tidak ingin diadakan, juga tidak apa.
Langsung resepsi juga tidak masalah..
Jadi semua dikembalikan lagi ke keluarga masing-masing, ya..
Pernikahan itu bersatunya dua keluarga, jadi kalau keduanya sepakat untuk satu hal, silakan dijalankan seperti itu..
Semoga membantu, ya..
Happy wedding!
Hai ce..salam kenal..
ReplyDeleteKalau boleh tahu, alasan pada saat serah terima baki ortu & mempelai laki2 tdk boleh ikut itu kenapa ya?
Aku dan pasangan rencana ga pakai sangjit..langsung bhing chin (uang susu dan uang pesta) pada hari pernikahan sblm temu manten dilakukan oleh wakil keluarga..
Tapi, dr pihak laki2 ingin memberikan sendiri bhingchinnya disertai tukar baki sehingga mirip sangjit yaa dan dilakukan sblm hari H dengan tujuan bs diberikan sndiri..
Sedangkan di bbrp artikel menyatakan bahwa tukar baki dilakukan oleh wakil keluarga..bukan ortu dan mempelainya..
Lalu gimana ya?bisa tlg bantu pencerahannya?thankyouu🙏🙏
Halo, Yoana..
DeleteSalam kenal juga..
Alasan kenapa saat serah terima baki saat Sangjit diwakilkan ini sepertinya lebih karena tradisi dari zaman dulu di mana keluarga laki-laki dianggap lebih tinggi "derajat"-nya, jadi ketika antar baki itu perlu ada yang mewakilkan apakah seserahannya diterima oleh pihak perempuan atau tidak.
Kalau diterima, pihak yang mewakili itu akan memberitahu ortu & mempelai laki-laki dan kemudian bisa datang ke tempat perempuan (di zaman sekarang jadinya ortu & mempelai bisa datang buat ikut acara ramah-tamah/makan-makannya gitu).
Kalau tidak diterima, kan, jadinya ortu laki-laki bisa "malu" gitu.
Apalagi zaman dulu, kan, yang tidak ada kendaraan, dll.
Jadinya "gengsi" gitu..
Tapi untuk zaman sekarang bisa disesuaikan dengan kondisi aja.
Kalau kedua keluarga sepakat mana yang baik untuk acaranya, dilaksanakan saja.
Tujuan menikah sebenarnya, kan, menggabungkan kedua keluarga dengan harmonis & bahagia.
Jadi, mana yang terbaik, ambil jalan tengahnya, dan silakan dilakukan saja sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Semoga membantu, ya..
Happy wedding preparation!
Jadi tahu tentang sangjing, Song Ping dan Song Jiajuan. Thankyou for sharing
ReplyDeleteHi cik, saya mau nanya, dari yg sya bc infonya di inet, biasa pihak cewek wajib menyiapkan keceng (dowry) juga, seperti perhiasan, tas dan perlengkapan wanita. Nah yg saya bingung apakah keceng ini beda dgn seserahan dari pihak pria? Soalnya kalo diliat dari isinya kurang lebih sama. Untuk perhiasan kan uda termasuk dlm seserahan pihak cow? Pihak cew wajib membeli lg kha? Atau kah mungkin membeli lagi jika seserahan dari pihak cow tidak memasukkan brg2 di atas seperti tas, skincare dll? Terima kasih atas infonya. Saya agak antara keceng dan seserahan.
ReplyDeleteHalo, salam kenal..
DeleteMaaf baru sempat membalas, semoga masih sempat, ya..
Saya coba jawab, ya..
Kalau dari pengalaman saya dan suami, saat pihak suami akan membeli barang yang akan dijadikan seserahan, saya yang pilih dan suami yang membayarkan..
Nah, di sisi lain, ada tradisi yang setelah seserahan dilakukan, pihak perempuan membawa barang-barangnya ke rumah laki-laki untuk diisi.
Coba baca kembali di tulisan ini bagian Song Jiajuan.
Saat mengisi rumah laki-laki itulah barang-barang milik perempuan (yang bukan seserahan) dibawa.
Dari pertanyaan yang diberikan, sepertinya Keceng (dowry) ini yang dimaksud.
Biasanya pihak laki-laki hanya memberi beberapa barang sesuai jumlah genapnya (2/4/6, dst).
Tapi keceng ini adalah barang-barang baru yang (biasanya) diberikan oleh orangtua perempuan untuk dibawa "pindah" ke keluarga barunya.
Sebagai contoh:
- Seserahan dari laki-laki: 2 lembar pakaian, 2 set perhiasan
- Song Jiajuan yang dibawa perempuan: pakaian-pakaian baru, selain yang diberikan laki-laki yang cukup untuk kehidupan selama 3-7 hari di rumah barunya dan barang-barang lain yang ingin dipakai.
Setelah itu, ada tradisi perempuan "pulang ke rumah orangtua" (Hui Nanjia) untuk mengambil pakaian dan barang-barang (lama) yang memang milik perempuan selama ini.
Kenapa seperti itu?
Karena ada tradisi yang mengatakan kalau sebaiknya setelah menikah, perempuan pakai semua yang baru.
Nanti setelah 3 hari baru boleh mengambil barang-barang lamanya dari rumah orangtuanya..
Agak panjang, ya, hehe..
Semoga membantu dan selamat mempersiapkan pernikahan..
Malam ce, artikel yang sangat bagus, saya orang Tionghoa pihak perempuan dan calon saya dari laki batak, mau tanya ce, jika pihak perempuan tidak mengambil semua angpao besar/angpao pesta artinya apa ya ce?
ReplyDelete