Tiga Hari Menjelajah Tokyo dan Yokohama


Setelah lebih dari tujuh bulan berlalu, akhirnya kami bisa melanjutkan berbagi pengalaman kami ketika akan mulai hidup bersama di Jepang.

Karena artikel ini sempat terhenti, jadi langsung saja saya lanjutkan ya..

Seperti cerita di post saya tentang perjalanan ke Jepang bulan Juli 2017 lalu, saya awalnya tiba di Tokyo.
Sebenarnya tujuan akhir saya ke Jepang bukan ke Tokyo, karena Bayu tidak berdomisili di kota padat penduduk ini.
Kenapa saya bilang padat penduduk? Karena sangat terlihat jelas bahwa manusia lebih banyak dari kendaraan di Tokyo. Entah di kota besar Jepang lainnya seperti apa, tapi dulu di Kobe pun tidak sepadat ini.

Tokyo adalah ibukota Jepang yang terkenal dengan penduduknya yang padat dan juga termasuk dalam golongan kota metropolitan, bahkan beberapa kantor pemerintahannya menggunakan kata "metropolitan" sebagai bagian dari nama dinasnya.
Tokyo yang memiliki karakter kanju Tou dan kyou 東京 memiliki arti ibukota timur karena letaknya memang di timur dibanding dengan ibukota Jepang zaman dulu yang ada di Kyoto.
Untuk sejarah lengkapnya, silakan dibaca di Wikipedia.

|     When in Tokyo     |

Sedangkan Yokohama adalah kota terbesar kedua setelah Tokyo dan termasuk salah satu kota terindah di Jepang.
Kota Yokohama yang kami kunjungi terletak di Prefektur Kanagawa yang dekat dengan Kota Tokyo.
Sekedar catatan, nama Kota Yokohama juga ada di prefektur lain (Prefektur Aomori).

|     When in Yokohama     |

Cerita sedikit mengenai "Kota/shi (市)" dan "Prefektur/ken (県)".
Kita sering mendengar tentang Kota dan Prefektur di Jepang.
Secara singkat dalam konsep penataan kota (atau lebih cocok, pembagian daerah administratif) di Jepang, sebenarnya "Kota" memiliki makna yang sama seperti "Kota" di Indonesia.
Sedangkan "Prefektur" bisa disamakan dengan "Provinsi" di Indonesia.
Tetapi di Jepang banyak nama "Kota"-nya yang sama dengan nama "Prefektur"-nya.
Ada juga nama "Kota" yang sama tapi berada di "Prefektur" yang berbeda.

Mari kita lanjutkan ke itinerary kami dalam tiga hari di Tokyo dan Yokohama.

HARI 1 | 1 JUNI 2017 (Tiba di Tokyo)

Saya tiba di Tokyo pukul 08:50 waktu Jepang.
Setelah dari counter Imigrasi dan pengambilan bagasi, saya langsung bertemu Bayu dan mengirimkan bagasi-bagasi yang cukup besar melalui jasa ekspedisi pengiriman barang yang tersedia di semua bandar udara di Jepang.
Hal ini sangat memudahkan pengguna jasa bandara yang tidak berdomisili di kota tempat ia tiba. Sayangnya saya tidak sempat mengabadikan momen ini karena cukup banyaknya barang yang perlu kami atur.
Kami akan menetap di Kota Toyama, Prefektur Toyama yang berjarak 249 km (155 mil) dari Tokyo.
Oleh karena itu, jasa pengiriman bagasi ini sangat membantu terlebih karena kami masih akan jalan-jalan di Tokyo dan sekitarnya.
Selain itu, dari Tokyo, kami akan berangkat ke Toyama menggunakan bus, sehingga akan sangat merepotkan jika membawa banyak barang untuk perjalanan kami.

Setelah mengirim barang, kami membeli tiket bus dari Bandara Haneda menuju ke pusat kota Tokyo.

|     Ticket Counter in Haneda International Airport     |

|     Bus from Haneda Airport to Tokyo Station     |

Praktisnya, kami ke Tokyo Station untuk transfer ke kereta menuju hotel yang kami tuju di daerah Nishikasai.

|     Best Western Tokyo Nishikasai Grande     |

|     Room Interior     |

Hari pertama kami habiskan untuk beristirahat di hotel dulu sambil Bayu mempersiapkan materi untuk pertemuan dengan profesor pembimbingnya esok hari.

HARI 2 | 2 JUNI 2017 (Hosei University-Shibuya-Sensoji-Tokyo Skytree)

Memang tujuan kami di Tokyo tidak hanya sekadar liburan.
Kami harus bertemu dengan profesor pembimbing Bayu yang mengajar di Hosei University, Tokyo.
Karena itu, di pagi hari kami memulai perjalanan ke Hosei University di area Higashi Koganei.

|     Hosei University Gate    |

|     Hosei University View 1     |

|     Hosei University View 2     |

|     Hosei University View 3     |

|     Hosei University Buildings     |

|     Hosei University View 4     |

|     Hosei University Landscape Design     |

|     Hosei University Cafetaria     |

|     Outside Hosei University     |

Setelah selesai dengan profesor, akhirnya kami memulai "liburan" kami.
Pemberhentian pertama, kami ke daerah Shibuya demi berfoto dengan Hachiko Statue dan juga merasakan langsung bagaimana sibuknya Shibuya Crossing yang terkenal itu.
Untuk menuju ke Shibuya, kami cukup menggunakan kereta lokal dari Higashi Koganei dan turun di Shibuya Station.

|     Shibuya Station     |

Keluar dari Shibuya Station, langsung bisa ketemu dengan kerumunan orang banyak yang antre untuk berfoto di Hachiko Statue.
Tanpa perlu diceritakan, kisah si Shiba Inu bernama Hachiko ini sudah sangat menyentuh hati banyak orang. Semoga kami pun bisa belajar dari kesetiaan anjing Shiba ini.

|     Hachiko Statue     |

Kebetulan saat kami ke Shibuya, tepat di depan Patung Hachiko ada gerbong kereta yang menjadi booth-nya Sanrio yang sedang promosi tentang Hello Kitty and friends.

|      Sanrio's Hello Kitty Train     |

|     Inside Hello Kitty Train     |

Setelah puas berfoto dengan Hachiko dan Hello Kitty, kami mulai menjelajah penyeberangan Shibuya yang hanya berjarak beberapa langkah dari lokasi Hachiko Statue.

Shibuya Crossing menjadi penyeberangan tersibuk di dunia karena letaknya yang berada di antara stasiun kereta, pusat perbelanjaan, dan daerah perkantoran.
Selain itu, lokasi ini memiliki banyak sekali zebra cross yang menghubungkan semua sisi jalan.

|     Shibuya Crossing: before the green light on (bird-eye view)     |

|     Shibuya Crossing: before the green light on (normal-eye view)     |

|     Shibuya Crossing: after the green light on (bird-eye view)     |

|     Shibuya Crossing: after the green light on (normal-eye view)     |

Selanjutnya setelah dari Shibuya, kami pergi ke Senso-ji Temple menggunakan kereta dari Shibuya Station menuju Asakusa Station.

|     Shopping Arcade close to Asakusa Station     |

Senso-ji adalah salah satu kuil Buddha tertua yang berlokasi di kawasan Asakusa, Tokyo, Jepang.
Kuil ini memiliki gerbang dengan lampion yang sangat besar bernama Kaminarimon (Thunder Gate) yang menjadi simbol kuil ini juga menjadi simbol dari area Asakusa ini.
Untuk menuju ke kuil utama, kita akan disuguhkan toko-toko yang berjualan aneka sovenir, kuliner, dan persewaan kimono sepanjang 200 meter yang disebut Nakamise.
Sayangnya karena kami sampai sudah cukup sore, kami hanya sempat berfoto di depan Kaminarimon dan menjelajah sedikit saja shopping street Nakamise di sana.

|     Kaminarimon Gate     |

|     At Kaminarimon Gate with a Japanese Man     |

|     Nakamise Shopping Street     |

Terakhir, sebelum kami kembali ke hotel, kami singgah ke Tokyo Skytree yang tidak jauh dari daerah Asakusa.

|     View from Asakusa. Tokyo Skytree is very close from here.     |

Tokyo Skytree adalah menara penyiaran televisi yang menjadi landmark Kota Tokyo selain Tokyo Tower. Tingginya mencapai 634 meter.
Tempat ini buka dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam, dengan last entry paling lambat jam 9 malam.

|     Stairs to Tokyo Skytree     |

|     Tokyo Skytree     |

Walaupun sudah sampai di Tokyo Skytree, kami tidak sempat untuk menikmati pemandangan dari menara ini karena perjalanan yang cukup lelah dan hari ini harus bersiap untuk packing sebelum besok bersiap ke Toyama.

HARI 3 | 3 JUNI 2017 (Yokohama: Mitsubishi Minatomirai Industrial Museum & Red Brick Warehouse)

Di hari ketiga, kami mengawali hari dengan check-out dari hotel dan langsung mencari sarapan sebelum melakukan perjalanan pindah kota dan prefektur.

Tujuan kami hari ini adalah Kota Yokohama, Prefektur Kanagawa.
Lokasinya tidak jauh dari Tokyo dan cukup mudah dijangkau hanya dengan kereta saja.

|     Welcome to Yokohama     |

|      View of Minatomirai Area from an overpass     |

Tempat pertama yang kami datangi adalah Mitsubishi Minatomirai Industrial Museum yang terletak di daerah Minatomirai, Kota Yokohama.
Untuk mencapai daerah ini, dari Tokyo kami mencari kereta dengan tujuan ke Minatomirai Station di Yokohama.
Kami ingin ke sini karena dari review di acara Kokoro No Tomo-nya MetroTV, museum ini dirancang untuk membagikan pengalaman tentang science dan teknologi, serta memberi pengetahuan tentang berbagai jenis transportasi.
Selain itu, ada banyak arena simulasi transportasi, seperti pesawat terbang, kereta/tram, kapal selam, bahkan bagaimana mengatur lalu lintas di suatu kota.
Ada juga area pengendali satelit dan roket luar angkasa yang membuat kita merasa sedang bekerja di NASA, hehehe...

|      Mitsubishi Minatomirai Industrial Museum     |

Mitsubishi Minatomirai Industrial Museum ini didirikan oleh Mitsubishi Heavy Industies,Ltd. pada Juni 1994. Di sini terbagi atas enam zona eksplorasi, yaitu Aerospace, Ocean, Transportation, Daily Life Discovery, Environment/Energy, dan Technology Quest. Yuk, rasakan pengalaman kami dari foto-foto berikut.

|     Aerospace Zone     |

|     Plane Simulation     |

|     Ocean Zone     |

|     Submarine Simulation     |

|     Transportation Zone: City Traffic Management     |

|     Train or Tram Simulation     |

|     Space Project Simulation     |

Untuk area edukasi lainnya, museum ini juga memiliki area khusus manga dan anime juga, lho...
Ada juga area untuk belajar fisika maupun matematika seperti yang ada di museum sains pada umumnya.

|     Manga & Anime Area     |

|     Science Area     |

Setelah puas mengelilingi museum, kami makan siang di MarkIs, salah satu mall terdekat di antara museum dan Minatomirai Station. Karena cari praktis, kami memilih untuk makan di area food court saja.

|       MarkIs, Minatomirai, Yokohama     |

Setelah makan siang, kami berangkat ke Yokohama Red Brick Warehouse atau dikenal juga dengan nama Aka-Renga Soko.
Lagi-lagi karena keindahannya yang diulas di tayangan Kokoro No Tomo, akhirnya tempat ini menjadi tujuan kedua kami di Yokohama.

Untuk ke Akarenga Soko, kami naik kereta dari Minatomirai Station dan hanya berhenti satu stasiun saja di Bashamichi Station.
Dari Bashamichi Station cukup berjalan kaki selama lebih kurang 6 menit menuju Akarenga Soko ini.
Tapi karena keindahan lingkungan, penataan kota, dan terlebih lagi arsitektur bangunan di sepanjang jalan menuju Akarenga Soko, rasanya akan lebih dari 6 menit, deh. Seperti kami ini.

|     View 1 of Kanagawa Prefectural Museum of Cultural History     |

|     View 2 of Kanagawa Prefectural Museum of Cultural History     |

|     View 3 of Kanagawa Prefectural Museum of Cultural History     |

|     Street view on our way to Akarenga Soko     |

|      Nippon Yusen Kaisha, Yokohama (a global logistic company)      |

|      Street view on our way to Aka-Renga Soko     |

|     Street Sign around Yokohama     |

Setelah lebih dari 6 menit berjalan kaki dan mengabadikan momen sepanjang perjalanan, akhirnya kami sampai juga di Yokohama Red Brick Warehouse.

Yokohama Red Brick Warehouse atau Aka-Renga Soko dulunya adalah gudang dan kantor pelabuhan Yokohama. Desainnya yang mengekspos bata merah dan menjadikan lokasi ini terkenal indah, apalagi letaknya juga dekat dengan laut. Penataan layout bangunannya yang terdiri dari 2 gudang sejajar (Warehouse No. 1 dan Warehouse No.2) menciptakan area ruang terbuka yang luas di antara dua bangunan tersebut.

|     In front of Warehouse No. 2     |

Saat ini, Yokohama Red Brick Warehouse ini digunakan sebagai shopping center, restoran/food court, dan tempat pertunjukan seni, film, dan musik. Area ini juga sudah ditetapkan sebagai tempat wisata yang menjadi warisan budaya di Jepang, khususnya di Yokohama.

|     Public area between 2 warehouses     |

Kebetulan saat kami ke sana, ruang terbuka di antara kedua gudang tersebut sedang digunakan untuk event tahunan, Yokohama Port Festival dan sepertinya digabung dengan Yokohama Port Opening Anniversary Bazaar yang dipenuhi dengan booth aneka kuliner, pakaian, sampai oleh-oleh.
Pada malam harinya, kami juga sempat menikmati makan malam di area restoran/food court di salah satu Warehouse-nya. Setelah makan malam, kami menikmati fireworks atau hanabi yang menjadi salah satu pertunjukan dari Yokohama Port Festival.

|     Hanabi at Yokohama Port Festival 2017     |

Setelah puas menikmati kembang api, kami kembali ke Tokyo untuk bersiap mengejar bus ke Toyama.

|     See you again, Yokohama. City night view on our way from Aka-Renga Soko to Bashamichi Station     |

Dari Yokohama, kami langsung menuju ke Tokyo Station untuk menunggu bus keberangkatan ke Toyama.

|     Bus Stop at Tokyo Station     |

Sebagai informasi tambahan, selama perjalanan di Tokyo dan Yokohama, kami kebanyakan menggunakan kereta lokal dan pembayarannya menggunakan IC Card (Pasmo maupun Suica).

Inilah akhir dari tiga hari penjelajahan kami di Tokyo dan Yokohama di awal Juni 2017.
Untuk pembaca yang sudah pernah atau sering ke Jepang, dapat kami pastikan bahwa perjalanan kami ini masih kurang memuaskan.
Masih sangat banyak tempat yang belum kami eksplor dan masih banyak pengalaman yang belum kami dapatkan di sini.
Tapi semoga dengan pengalaman tiga hari kami ini bisa menambah referensi wisata ke Jepang.

Silakan sharing pengalaman kalian atau beri masukan maupun pertanyaan seputar wisata ke Jepang di kolom comment atau via e-mail, ya..

See you on our next post.

Comments